MOMENTUM, Metro--Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Metro berupaya mengantisipasi kegagalan panen padi di wilayahnya.
Salah satu upaya yang dilakukan, berkoordinasi dengan Balai Besar Provinsi Lampung untuk memberi jatah air di aliran irigasi yang ada. Permohonan DKP3 Kota Metro terwujud dengan bantuan pompa air guna menanggulangi kekeringan di lahan persawahan.
Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno mengatakan, sebelumnya dia mengirimkan surat permintaan ke Balai Besar untuk mengalirkan air secara gilir.
"Penyedotan air ini tindak-lanjut dari surat yang kami kirim kemarin. Kemudian Balai Besar mengirimkan dua unit alat pompa air beserta dengan bahan bakarnya," kata dia, Jumat (27-8-2021)
Dia menambahkan, dari dua unit mesin pompa air tersebut dirasa masih belum cukup untuk mengatasi kekeringan di persawahan Tejosari, Metro Timur.
"Mesin ini kapasitasnya 16 liter perdetik. Sementara sawah yang ada luasnya mencapai 70 hektare. Diperkirakan perlu empat unit pompa," katanya.
Dia menjelaskan, areal persawahan itu membutuhkan air hingga akhir Agustus agar tanaman padi dapat terselamatkan.
"Nanti akan kami bicarakan lagi, bagaimana mekanisme apakah tetap berjalan. Kemudian saya juga minta petani untuk bergantian menunggu dan menjaga pompa air selama digunakan. Sebenarnya sumber airnya ada, kemudian alat dan bahan bakar juga sudah dipinjami," jelasnya.
Sementara, Petugas Pintu Air (PPA) KBH 7 Tejosari, Metro Timur, Tomi Dian Wijaya (25) mengatakan, penyedotan yang dilakukan saat ini merupakan tindaklanjut dari Balai Besar Provinsi untuk mengatasi kekeringan.
"Penyedotan dilakukan untuk mengantisipasi sawah-sawah yang saat ini sedang kritis air. Balai besar menerjunkan dua mesin," ucapnya.
Dia menambahkan, durasi pemakaian pompa air ini nanti tergantung pada situasi. Jika tetap tidak memungkinkan maka akan tetap dilakukan penyedotan air.
"Lihat besok, kalau curah hujan bagus, kita kebantu. Penyedotan baru dilakukan hari ini dan penggunaannya juga tentatif atau menyesuaikan curah hujan. Jika curahnya bagus, makan waktu penggunaannya lebih sebentar," tambahnya.
Menurutnya, persawahan di Tejosari yang harus dibantu seluas 122 hektar. Sementara yang kondisinya kritis seluas 70 hektare.
Senada dikatakan Koordinator Penyuluh (Korluh) Tejosari, Nursio (58), menurutnya, lahan persawahan membutuhkan banyak pasokan air.
"Usia padi saat ini masih 1,5 bulan dan sekarang buah sudah bermunculan," katanya. (**)
Laporan: Pie/Rio
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum