MOMENTUM, Bandarlampung--Perbaikan Jalan Mayjen Ryacudu Kecamatan Sukarame Bandar Lampung dipastikan selesai akhir November mendatang.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) proyek jalan tersebut, Ahmad Barden Mogni mengatakan, progres pembangunan yang dikerjakan PT Djuri Tehnik itu saat ini telah mencapai 50 persen.
"Sampai dengan minggu ini sudah lebih dari 50 persen. Insya Allah targetnya akhir November ini selesai," kata Barden mewakili Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Lampung Febrizal Levi, Minggu (5-9-2021).
Dia menerangkan, untuk pembangunan tahap akhir peningkatan jalan tersebut dianggarkan Rp18,6 miliar.
Untuk tahap akhir, ada sekitar 2,3 kilometer jalan yang ditangani. Terdiri dari 1,3 panjang ruas jalan utama rigid beton, beberapa ratus meter jalan di kiri kanan flyover, enam titik u-turn (putaran), dan sekitar 400an meter penanganan beberapa persimpangan.
"Jadi bukan cuma jalan utamanya saja, tapi persimpangannya juga kita perbaiki. Termasuk di dekat Lamban Kuning, agar lebih landai, begitu juga dengan tempat putarannya kita rigid, ada enam titik," jelasnya.
Menurut dia, Jalan Mayjen Ryacudu merupakan pintu masuk Bandar Lampung dan menjadi cerminan dari Provinsi Lampung serta akses menuju Jalan Tol Trans Sumatera.
Karena itu, Dinas BMBK Lampung atas petunjuk dan arahan Gubernur Arinal Djunaidi sangat fokus untuk memperbaiki jalan tersebut secara bertahap.
Setelah perbaikan jalan selesai, dia mengatakan, Dinas BMBK akan berkoordinasi dengan Pemkot Bandarlampung untuk perbaikan drainase.
Sehingga, jalan sepanjang 3,3 kilometer tidak lagi tergenang banjir seperti yang terjadi pada beberapa tahun lalu.
"Tahun ini selesai jalannya. Insya Allah tahun depan kita fokus ke perbaikan drainasenya. Makanya kita perlu koordinasi dengan pemkot agar terjalin sinkronisasi dalam pembangunan drainase perkotaan. Sebab pemkot yang punya kewenangan wilayah," sebutnya.
Diketahui, total anggaran jalan yang mulai ditingkatkan sejak tahun 2019 hingga 2021 mencapai Rp61,89 miliar. (**)
Laporan/Editor: Agung DW
Editor: Harian Momentum