Harianmomentum--Senjata impor dari Bulgaria milik Brimob hanya berjarak tembak 100 meter, tidak mematikan hanya melukai dan bukan untuk membunuh.
Begitu penjelasan Kepala Korps Brimob Mabes Polri
Irjen Pol Murad Ismail terkait senjata Stand Alone Granade Launcher (SAGL) kaliber
40x46 mm yang dipesan untuk anak buahnya.
Murad menjelaskan, meski secara fisik, senjata
tersebut memang terlihat menyeramkan, namun senjata tersebut tidak untuk
membunuh. Bagian laras juga tidak terdapat ulir hanya sebatas laras kejut dan
kedalamannya hanya sekitar 4 cm.
"Saya mau tekankan disini hanya memberi
efek kejut, tidak mematikan tapi bisa melukai. Paling Jauh (jarak tembak) hanya
100 meter" kata Murad dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu
(30/9) malam.
Murad menambahkan, senjata tersebut telah
digunakan Brimob sejak 1998. Senjata SAGL yang di impor dari Bulgaria merupakan
model terbaru. Namun tidak ada perubahan yang signifikan terkait jarak tembak
dari senjata tersebut.
"Jadi diikat ini pelontarnya di bawah
laras, kalau yang sekarang tidak perlu dia berdiri sendiri tidak perlu bantuan
senjata lain," ujarnya. (rmol)
Editor: Harian Momentum