Pakar Teknologi dan Informasi: Data Pribadi Indonesia Sering Bocor

img
Seminar Merajut Nusantara

MOMENTUM, Bandarlampung--Data pribadi di Indonesia sering mengalami kebocoran dan dijual di dunia bawah tanah atau dark web.

Hal itu terungkap dalam Seminar Merajut Nusantara bertema "Pemanfaatan Internet untuk melindungi data pribadi dan rekam jejak digital" secara virtual, Senin (7-3-2022).

Pakar Teknologi dan Informasi Prof Kalamullah Ramli menyebutkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang sering mengalami kebocoran.

"Di indonesia hmpir semua pernah mengalami kebocoran data. Bahkan BPJS Kesehatan pernah mengalami kebocoran data pribadi hingga 279 juta," sebutnya.

Data-data pribadi tersebut pun perjualbelikan "di dunia bawah tanah". Bahkan, menurut dia, karena seringnya Indonesia mengalami kebocoran, data pribadi yang dijual semakin menurun harganya.

"Ya Indonesia ini sering mengalami kebocoran dijual. Sangking seringnya, harga data pribadi Indonesia menjadi semakin murah," terangnya.

Karena itu, dia mengingatkan pengguna internet agar lebih berhati-hati dalam memanfaatkan teknologi internet dan memahami resiko.

Menurut dia, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kebocoran data pribadi saat menggunakan internet.

Seperti menggunakan password atau kata sandi yang sulit ditebak di setiap akun media sosial.

"Berhati-hati saat menggunakan jaringan wifi di tempat umum. Saat menggunakannya kita jangan melakukan transaksi apapun," jelasnya.

Terakhir,  menghindari link website yang berpotensi meminta username, password dan informasi pribadi lainnya.

Meski demikian, dia menyebutkan, hingga saat ini belum ada regulasi yang mengatur terkait perlindungan data pribadi.

Karena itu, dia sangat mendorong pemerintah segera menerbitkan regulasi perlindungan data pribadi. Sehingga data pribadi menjadi lebih terlindungi.

"Jadi sangat penting adanya Undang-undang Perlindungan Data Pribadi. Karena di situ diatur pidana dan perdatanya," tuturnya.

Sementara, Anggota Komisi I DPR RI Mukhlis Basri menerangkan, pemerintah saat ini sedang membahas Rancangan Undang-undang Tentang Perlindungan Data Pribadi.

Terlebih, menurut dia, perlindungan data pribadi menjadi perhatian serius dari pemerintah Indonesia.

"Oleh karena itu, pemerintah akan membahas kembali rancangan Undang-undang perlindungan data pribadi," sebutnya.

Dilain sisi, Ketua PWI Lampung Wirahadikusumah memberikan tips untuk menjadi warga digital yang positif dan aman.

"Pertama smart (pintar). Artinya harus pintar memilah informasi yang akan disebar apakah berdampak baik atau tidak. Tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, passport/KTP, password, dan alamat rumah," jelas Wira.

Selanjutnya, jangan mudah percaya berita yang tidak masuk akal. Jauhi phising dengan tidak mengklik link sembarangan.

Dia melanjutkan, gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas baik untuk akun maupun gawai. Biasakan menggunakan two step authentication dan tinggalkan jejak digital yang positif.

Jangan mudah terpancing dengan berita negatif dan ikut menyebarkannya. Lalu jangan tergesa-gesa dan konsultasikan apabila menerima informasi yang menyebabkan tidak nyaman atau tidak aman," tuturnya. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos