MOMENTUM, Metro--Gerakan Nasional Aksi Bergizi, Pemerintah Kota (Pemkot) melakukan kampanye Aksi Bergizi di Sekolah Bumi Sai Wawai. Kegiatan berlangsung di SMA Negeri 3 Metro.
Walikota Metro Wahdi Siradjuddin dalam sambutannya menyampaikan, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari barita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut, Rabu (26-10-2022).
Dan Rikesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia lima sampai 14 tahun sebesar 26,8 persen. Pada usia 15-24 tahun sebesar 32 persen. Ini berarti, sekitar tiga dari 10 anak di Indonesia menderita anemia.
"Pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang fortifikasi pangan dan suplementasi tablet tambah darah (TTD). Suplementasi TTD mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan minum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12-18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP/sederajat dan SMA/sederajat," kata dia.
Walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilakukan, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satunya adalah kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD.
Hasil Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa proporsi remaja putri yang memperoleh TTD dalam 12 bulan terakhir di sekolah sebesar 76,2 persen, tetapi hanya 1,4 persen yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran.
Dia menambahkan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merancang kegiatan Aksi Bergizi dan mulai melaksanakan kegiatan tersebut pada tahun 2018, melalui advokasi, mobilisasi sekolah dan masyarakat, koordinasi multi sektor, penguatan kapasitas serta pemantauan dan evaluasi.
Aksi Bergizi dilaksanakan dengan tiga intervensi utama, yaitu Sarapan dan Minum TTD bersama di sekolah/madrasah setiap minggu; Edukasi gizi yang bersifat multi-sektor dengan tujuan mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik; dan Komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif. Implementasi program Aksi.
Menurutnya, bergizi diintegrasikan dengan TRIAS UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.
Diharapakan setelah intervensi dilakukan, terjadi peningkatan pengetahuan siswa mengenal gizi, peningkatan proporsi remaja yang memiliki sikap positif terhadap TTD dan remaja putri yang mengonsumsi TTD setiap minggu, serta peningkatan remaja yang melakukan aktivitas fisik 60 menit setiap hari dan mengonsumsi buah dan sayur.
Begitupun dengan hasil evaluasi, diharapkan proporsi remaja putri yang mengonsumsi TTD mingguan 12 kali lebih mungkin naik setelah adanya intervensi.
Dia menjelaskan, Aksi Bergizi terdiri dari senam bersama, sarapan pagi bersama, minum TTD dan mengisi aplikasi CERIA bersama, serta dilanjutkan dengan sesi edukasi.
Kegiatan tersebut tentu tidak berhenti pada hari ini saja. Diharapkan rutin setiap minggu sesuai kesepakatan dan kesediaan dari masing masing sekolah.
Oleh karena itu, peran pimpinan sekolah, guru, orang tua, murid, dan seluruh warga di sekitar sekolah sangat penting.
Tidak hanya berhenti di 2 sekolah ini saja (SMPN 4 dan SMAN 3 Metro), kegiatan Aksi Bergizi diharapkan juga. dapat dilaksanakan di seluruh SMP/SMA/sederajat di Kota Metro.
Seluruh sekolah diharapkan ikut melaksanakan. kegiatan Aksi Bergizi secara rutin sebagai bentuk upaya meningkatkan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri. Keberhasilan Aksi Bergizi ini perlu didukung oleh keterlibatan dan kolaborasi dari lintas sektor.
"Ini sejalan dengan Program Unggulan Kota Metro, JAMA PAI, yang merupakan strategi Pembangunan Kesehatan Masyarakat Menuju Generasi Emas Metro Cemerlang (Gemerlang), yaitu Generasi cerdas yang mempunyai daya saing di tingkat nasional dan global dengan mengedepankan nilai-nilai agama dan ideologi Pancasila," pungkasnya.(Adv)
Editor: Muhammad Furqon