Sarjana Membangun Desa

img
Aryanto, pemenang Lomba Teknologi Tepat Guna Unggulan

MOMENTUM, Bandarlampung--Usaha tidak akan menghianati hasil. Begitulah kata yang menggambarkan kondisi Aryanto, pemenang lomba Teknologi Tepat Guna Unggulan.

Sejak 2013, Aryanto sudah berusaha untuk menciptakan dan mengembangkan teknologi berupa mesin bajak satu roda. 

Selama lima tahun, dia pun berkali-kali mengalami kegagalan. Sampai pada tahun 2018, dia berhasil menyempurnakan mesin bajak satu roda yang diciptakannya.

Dia menghabiskan biaya sekitar Rp12 juta untuk menyempurnakan mesin ciptaannya.

Meski demikian, biaya yang dihabiskannya sebanding dengan yang diraihnya saat ini. 

Bahkan, sejak tahun 2020, warga Seputihagung Lampung Tengah itu berhasil menjual 120 unit.

Tak hanya itu, dia juga terpilih sebagai pemenang Lomba Teknologi Tepat Guna untuk Kategori Unggulan dan mendapat uang pembinaan sebesar Rp30 juta.


Penghargaan itu diterima dia saat Pembukaan Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara (GTTGN) XXIV di PKOR Wayhalim Bandarlampung, Rabu (7-6-2023).

Aryanto mengatakan, dulu proses membajak lahan yang ditanami jagung hanya menggunakan sapi atau cangkul. 

Dari situ, dia pun berinisiatif untuk membuat inovasi mesin bajak dengan satu roda.

Ternyata, prosesnya tidaklah singkat. Dibutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk menyempurnakannya.

"Mulai dari 2013 bisa sempurna digunakan itu tahun 2018. Selama itu, sudah mengalami lima kali kegagalan," jelasnya.

Selain menyempurnakan, dia juga berhasil mengembangkan mesin tersebut. Sehingga tidak hanya digunakan untuk membajak, tetap bisa dimanfaatkan untuk penyemprotan, pemupukan hingga pengeceran bibit jagung.

Selama proses pengembangan mesin tersebut, dia menggunakan dana pribadi pinjaman di perbankan dengan biaya sebesar Rp12 juta untuk satu mesin. 

Setelah disempurnakan, biaya pembuatan mesin tersebut hanya sebesar Rp6 juta perunit. "Alhamdulillah, kita bisa sempurnakan dan bisa dipakai sampai diapresiasi oleh pemerintah," terangnya.

Dia menjelaskan, hingga saat ini mesin tersebut sudah terjual 120 unit dalam tiga tahun terakhir. Satu unit mesin tersebut dijual dengan harga Rp7,5 juta.

"Untuk setiap satu unit yang dijual kita mendapatkan keuntungan sekitar Rp1,5 juta," ujarnya.

Dia mengatakan, saat ini, mesin tersebut sudah mulai dipasarkan secara online di marketplace dan youtube.

Saat ini, lulusan S1 Teknik Mesin Universitas Malahayati itu juga terus mengembangkan berbagai teknologi yang berguna bagi masyarakat. 

Dia berharap, dengan pengalaman bekerja di bidang otomotif dan pendidikan teknik mesinnya bisa bermanfaat dalam mengembangkan teknologi di desa.

Aryanto juga telah mendirikan CV Arufal Teknik Lampung yang fokus dalam pengembangan teknologi.

"Karena saya punya prinsip bahwa sarjana membangun desa. Jadi semua pengalaman dan pendidikan yang didapat saya bawa ke desa," sebutnya. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos