Harianmomentum.com-- Proyek pengerjaan
pembangunan peningkatan jalan yang menghubungkan antara pekon (desa) Gedung
Cahya Kuningan dengan Pekon Sukabanjar, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir
Barat, diduga tidak sesuai spesifikasi dan terkesan asal jadi. Pasalnya, pekerjaan
yang belum selesai tersebut sudah mulai rusak.
Bentuk pengerjaan onderlagh menjadi
lapisan penetrasi (lapen) dengan panjang kurang lebih sekitar 7 Kilometer
tersebut dengan nilai kontrak 11 Miliar lebih itu dikeluhkan oleh masyarakat
Pekon Gedung Cahya Kuningan dan Sukabanjar.
Menurut masyarakat setempat proses
pengerjaan proyek itu terkesan asal - asalan, sebab sudah banyak bagian dari
pengerjaan itu mulai rusak.
Selain pengerjaan diduga asal jadi,
masyarakat setempat kebingunan terhadap pemenang proyek terebut. Sebab, berdasarkan
informasi yang dihimpum dari Website resmi LPSE Kabupaten Pesisir Barat, proyek
pengerjaan pembangunan jalan lapen itu dikerjakan oleh PT. Genta Bangun
Nusantar Dengan nilai kontrak Rp.11.142.200.000. Namun masyarakat setempat
mengetahui pengerjaan itu dikerjakan oleh PT.31.
“Yang saya tahu, proyek pembangunan
jalan ini yang ngerjainnya dari PT. 31. Kalau tidak salah sempat ada plang
informasinya, yang begitu yang tertera di papan informasi,” ujar salah seorang
masyarakat Pekon Sukabanjar yang tidak ingin disebutkan namanya.
Ia menjelaskan juga bahwa masyarakat
setempat mengeluhkan proses pengerjaan yang baru dimulai itu saat ini sudah
terdapat sebagian yang telah rusak, bahkan tidak sesuai dengan spesifikasi jika
diliat secara kasat mata.
“Kalau diliat langsung kan semua orang
bisa nilai itu bagus apa enggak, bener atau enggak. Belum juga selesai sudah
ada yan rusak, bahkan sudah mengelupas aspal dan batunya," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang tokoh
masyarakat Pekon Sukanbanjar, Musi Yulyan Mahwi mengatakan. Sangat kecewa
Dengan kondisi dan proses pengerjaan pembangunan jalan lapen itu tidak akan
bertahan lama.
“Saya yang dianggap dituakan didaerah
sini, dan juga sebagai warga disini merasa sangat kecewa melihat hasil kerja PT
31, aspalnya sangat tipis tidak merata, bahkan ada yang tidak disiram aspal,
ada yang baru diaspal sudah hancur. Selain itu, pemasangan oderlagh juga tidak teratur,”
jelasnya, Minggu (10/12).
Dirinya berharap pemkab Pesisir Barat kedepan
untuk tidak sembarang dan gampang mempercayai rekanan. Sebab dikhawatirkan
pekerjaanya tidak bermutu. Dan pihaknya beranggapan jika pengerjaan itu tidak
akan mendapatkan Provisional Hand Ofer (PHO) atau serahterima pertama
pekerjaan, bahkan dirinya pesimis perkerjaan teraebut selesai tepat waktu.
“Seperti yang kalian lihat baru
dibangun dah rusak, penyebabnya karena sipemborong hanya memikirkan untung
semata. Jadi mereka (pemborong) tidak memikirkan kualitas jalan, jadi menurut
saya pekerjaan ini tidak akan diterima dinas terkait,” kata dia.
Sementara sampai berita ini diterbitkan pihak rekanan dari perusahaan yang mengerjaan proyek tersebut belum dapat memberikan tanggapannya terkait proses pengerjaan pembangunan jalan lapen itu. (asn)
Editor: Harian Momentum