MOMENTUM, Krui--Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius dan dapat mengancam nyawa masyarakat. DBD adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan di daerah tropis atau subtropis.
Hal ini dikarenakan genangan air yang ada pada lubang atau barang-barang bekas akibat hujan menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan berbagai pencegahan yang dapat menghambat atau menghentikan perkembang biakan nyamuk di sekitar lingkungan kita.
Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pesisir Barat, pada tahun 2024 telah menangani 230 kasus demam berdarah dengue (DBD) selama Januari hingga Junli 2024 dan jumlah kematian mencapai 3 kasus.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Barat Suryadi mengataka dari 230 kasus tersebut pihaknya terus melakukan sosialisasi terhadap warga untuk selalu waspada terhadap DBD.
Suryadi menjelaskan jumlah kasus DBD yang terlaporkan dari puskesmas dan rumah sakit dalam kurun waktu bulan Januari sampai dengan Juni 2024 sebanyak 230 kasus.
Dengan masih banyaknya kasus DBD di wilayah tersebut menandakan bahwa populasi nyamuk Aedes Aegypti sebagai vaktor penularan DBD masih tinggi
Menurutnya, masyarakat harus waspada menyusul curah hujan tinggi juga terkadang kemarau sehingga mudah berkembang biak populasi nyamuk Aedes Aegypti.
Selain itu, pihak Dinas Kesehatan Pesibar yang bekerjasama dengan stakeholder terkait telah melakukan fogging di 2341 rumah yang terdiagnosa kasus DBD.
Puskesmas mengimbau kepada masyarakat melalui penyuluhan untuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah dan lingkungannya masing-masing.
Pihaknya akan menggencarkan pemberantas sarang nyamuk serta sosialisasi penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Upaya yang sudah kami lakukan adalah PSN 3M plus yaitu pemberantasan sarang nyamuk serta G1R1J yaitu gerakan 1 rumah 1 pemantau jentik, kata suryadi.
Suryadi mengatakan, penyebab utama keberadaan nyamuk penyebar DBD adalah hidup di lingkungan yang kurang bersih. Sehingga penerapan PHBS sangat penting.
Untuk mencegah semakin banyaknya warga yang tertular DBD, pihaknya mengajak masyarakat meningkatkan 3M Plus yaitu menutup, menguras, dan mengubur, serta menerapkan PHBS.
Untuk kasus terbanyak yang terlapor saat ini ada di Kecamatan Pesisir Tengah. "Kami lakukan fogging fokus pada titik yang terdapat kasus positifnya saja. Radius 100 meter depan belakang kiri kanan dari rumah yang terdapat jentik nyamuknya," kata Suryadi.
Suryadi mengimbau, apabila masyarakat ada yang mengalami panas, demam tanpa sebab yang jelas, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.(**)
Editor: Agus Setyawan