Lampung Ditarget Produksi 3,5 Juta Ton Padi

img
Pamuji, Tenaga Ahli Menteri Pertanian

MOMENTUM, Bandarlampung--Lampung masuk lima provinsi yang ditargekan swasembada pangan pada tahun 2025. 

Kelima provinsi itu: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung dan Sumatera Selatan.Karena itu, produksi padi Lampung tahun ini ditargetkan mencapai 3,5 juta ton.

Hal itu disampaikan Pamuji Lestari selaku Tenaga Ahli Menteri Pertanian (Mentan) usai audiensi dengan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal, Senin (24-3-2025).

Pamuji mengatakan, pemerintah akan segera melaksanakan perintah Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan secepatnya.

"Kita akan segera mewujudkan perintah Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada pangan secepat-cepatnya dan ini harus dilakukan sekarang," kata Pamuji.

Dia menjelaskan, ada lima provinsi yang diprioritaskan untuk swasembada pangan. Salah satunya Provinsi Lampung.

"Bukan berarti yang lain tidak ditarget. Hanya lima provinsi diprioritaskan. Targetnya tahun ini 3,5 juta ton produksi gabah," jelasnya.

Dia pun meyakini, target tersebut bisa tercapai pada tahun 2025. Hingga saat produksi gabah sudah mencapai 1,64 juta ton.

Terlebih, Lampung akan menghadapi panen raya pada bulan April mendatang. "Insya Allah target ini bisa tercapai," ujarnya.

Meski demikian, gabah yang dipanen tersebut harus diserap oleh Bulog (Badan Urusan Logistik) dengan harga Rp6.500 perkilogram.

"Kendalanya adalah gudangnya tidak cukup. Tadi sudah diarahkan untuk mencari lokasi gudang karena Maret sudah tidak cukup. Apalagi April panen raya," sebutnya.

Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) yang lebih modern. Seperti combine harvester, traktor, dan dryer, guna membantu memperlancar proses panen dan penyerapan gabah. 

"Dryer ini untuk memudahkan Bulog yang melakukan penyerapan disegala kondisi sehingga tidak ada standar kadar air. Sehingga harus dibantu dengan dryer," terangnya.

Kendala lainnya, menurut dia, adanya pengurangan luas tanam yang dikhawatirkan berdampak pada penurunan produksi.

Untuk itu, pemerintah melakukan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) menjadi prioritas utama. 

Mengingat saat ini IP di Lampung baru mencapai angka 1,8 jauh dari target yang diinginkan Menteri yang menginginkan angka 3.

"Program peningkatan indeks pertanaman ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap hektare lahan digunakan secara maksimal, dengan pola tanam yang terencana," jelasnya.

Kemudian, petani juga dihadapkan dengan kesulitan mendapat air bersih karena ada pembatasan oleh Kementerian PU.

"Jadi saat petani mau tanam, air tidak siap. Karena memang sedang kering atau air ada tapi tidak bisa disedot. Karena ada pembatasan," sebutnya. 

Walau begitu, dia tetap memastikan target swasembada pangan bisa terpenuhi. Terlebih, Kementerian Pertanian akan melibatkan Brigade Pangan yang diisi generasi milenial untuk pengelolaan pertanian. 

Brigade itu akan diberdayakan untuk mengelola lahan seluas 200 hektare, dengan melibatkan 15 petani per kawasan. 

"Waktu tanam ketiga akan turun brigade pangan yang dibentuk oleh Kementerian Pertanian. Isinya orang-orang milenial yang akan mengolah ketika petani tidak mau tanam," tutupnya. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos