Harianmomentum.com - Pemerintah Kota
Bandarlampung akan bekerja sama dengan Bulog untuk menekan kenaikan harga
beras. Meski yang bisa dilakukan hanya sebatas memonitor harga dan meminta
warga tidak menimbun beras.
"Kami tidak bisa menekan harga di pasaran. Nanti kami
bekerja sama dengan Bilog untuk meninjau harga beras di pasaran," ujar
Wali Kota Bandarlampung Herman HN usai sidak di Pasar Wayhalim, Senin (15/1).
Langkah yang bisa dilakukan Pemkot dan Bulog, kata Herman,
meninjau daerah sekitar Bandarlampung terhadap kemungkinan ada penimbunan
beras. Jika ditemukan, pihaknya akan meminta petani atau pedagang agar melepas
berasnya ke pasar. "Tidak boleh ada yang ditimbun-timbun," ungkapnya.
Sementara Kepala Bulog Divre Lampung Muhammad Attar Rizal
mengaku bersama Kementerian Perdagangan (Kemendang) dan kepolisian rutin
memonitor pasar. Kenaikan harga beras yang terjadi saat ini akibat kurangnya
pasokan beras dari petani.
"Rata-rata saat ini petani banyak yang sudah diijon oleh
tengkulak, sehingga daerah yang seharusnya mendapatkan beras sesuai kebutuhan
menjadi berkurang. Kenaikan (harga) tidak bisa dihindari," paparnya.
Hingga kini, semua harga beras yang seharusnya memiliki
spesifikasi atau kategori tak lagi dihiraukan, semua disamakan dengan harga
yang dikeluarkan pemerintah pusat, sekitar Rp4500 per kilogram.
"Sebelumnya ada kategori beras yang biasa dan premium.
Harga beras biasa sekitar Rp9.450 per kg, beras premium Rp13 ribu per kg.. Kini
harganya sama menjadi Rp13 ribu per kg. Tidak ada lagi kategori beras biasa dan
premium," terangnya.
Upaya menekan kenaikan harga, kata dia, Bulog tak lagi
menjadi penekan harga karena pemerintah pusat telah memberi kewenangan kepada
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Padahal sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag)
Nomor 47 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga
Acuan Penjualan di Konsumen.
"Seharusnya memetauhi Permendag. Bulog hanya menjadi
kepanjangan tangan pemerintah. Kami tidak bisa berupaya lebih. Hanya memonitor
pasar," katanya. (aji)
Editor: Harian Momentum