Cegah Terorisme dengan Pendekatan Holistik

img
Ilustrasi

MOMENTUM, Bandarlampung--Teroris merupakan seseorang atau kelompok yang menggunakan ancaman atau kekerasan untuk menciptakan rasa takut.

Sejarah terorisme di Indonesia memiliki akar yang panjang, mulai dari era Orde Lama dengan pemberontakan seperti PRRI dan DI/TII, hingga era Reformasi dengan peningkatan aksi terorisme yang lebih terorganisir.

Aksi terorisme di Indonesia dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, termasuk ideologi politik dan agama, serta jaringan internasional. 

Terorisme telah menjadi isu global yang sangat kompleks dan sensitif, terutama ketika dikaitkan dengan agama tertentu.

Salah satunya Islam yang telah menjadi sorotan dalam beberapa dekade terakhir. Hal itu dikarenakan beberapa kelompok ekstremis yang mengatasnamakan agama untuk membenarkan tindakan kekerasan mereka.

Kesalahpahaman tentang Islam dan terorisme seringkali berdampak pada meningkatnya diskriminasi dan intoleransi terhadap Muslim.

Padahal, mayoritas Muslim di seluruh dunia menolak keras tindakan terorisme dan berkomitmen untuk hidup damai dengan masyarakat lainnya. Terlebih, Islam memiliki ajaran yang menekankan kasih sayang, toleransi, dan perdamaian, seperti yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadits.

Ketua FKTP Lampung M Firsada mengungkapkan, banyaknya masyarakat yang mudah tertipu karena kurangnya literasi soal agama.

"Sehingga, banyak masyarajat yang tertipu dengan menggunakan ayat-ayat dalam Al Quran. Kalau orang awam dengan agama, jadi mudah terpengaruh," kata Firsada.

Padahal, menurut dia, aksi terorisme tidak berkaitan dengan satu agama saja. Aksi terorisme juga pernah dilakukan oleh agama lain.

"Radikalisme dan terorisme tidak hanya muncul dalam Islam. Tahun 2019, di Selandia Baru pernah terjadi aksi terorisme. Brenton Tarrant membawa senjata otomatis dan menyerang jemaah yang akan melaksanakan salat Jumat," jelasnya.

Dia menyebutkan, Brenton Tarrant mengatasnamakan Agama Nasrani yang mengakibatkan puluhan orang tewas.

"Agama lain? Kita lihat di India, imam masjid ditembak. Masjid dibakar. Jadi radikalisme dan terorisme bisa muncul di mana saja," sebutnya.

Karena itu, pentingnya penguatan pengetahuan tentang agama bagi masyarakat. Sehingga tidak mudah tertipu atau terpengaruh.

Selain itu, upaya pencegahan juga dilakukan melalui pendekatan holistik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat agar tidak terpapar paham terorisme dan radikalisme.

Bukan hanya pemahaman agama, penguatan wawasan kebangsaan tentang Pancasila juga perlu dilakukan.

"Ini memang bukan tugas yang mudah, namun harus kita lakukan bersama dengan pendekatan holistik," tuturnya. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos