MOMENTUM, Bandarlampung--Tahun 2025, Subholding Supporting Co PTPN I mengalokasikan dana Rp1,806 triliun untuk investasi. Nilai itu digunakan untuk membiayai 618 paket yang terbagi dalam bidang on farm (budi daya kebun) sebanyak 269 paket dan off farm (infrastruktur) sebanyak 349 paket.
Seluruh proses investasi yang dilakukan secara transparan sesuai regulasi pemerintah, sedangkan secara internal dipandu dengan aplikasi Sinusa (Sistem Informasi Investasi Nusantara).
Data investasi tersebut disampaikan pemateri pada Sosialisasi Modul Pelaksanaan dan Monitoring Sinusa di Kantor PTPN I Regional 7, Bandar Lampung, Senin - Selasa (16-17/6/25). Agenda ini dilakukan untuk memberi penguatan dan pemutakhiran pemanfaatan Sinusa di Unit Kerja agar seluruh alur investasi dapat berjalan dengan benar, tepat waktu, dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Menghadirkan pemateri dari Head Office PTPN I, acara dibuka SEVP Operation PTPN I Regional 7 Wiyoso. Turut hadir, SEVP Business Support Iskandar Dewantara, para Kepala Bagian, dan para karyawan yang bidang tugasnya terkait dengan urusan investasi. Beberapa pemateri yang hadir antara lain Purwindha Setiawan Koordinator Dedicated Office Komite InvestasiIchsan, D. Rahardjo, Mardi Susilo, dan beberapa lainnya.
Pada pesna motivasinya, Wiyoso menyatakan investasi adalah aspek sangat krusial dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Namun demikian, sebagai perusahaan yang sahamnya dimiliki negara, proses pertanggung jawaban atas setiap investasi sangat ketat. Oleh karena itu, dia menyatakan sosialisasi dan penguatan penggunaan aplikasi Sinusa bagi pejabat dan karyawan terkait di Reegional 7 sangat penting.
“Kami berterima kasih kepada Tim dari HO (Head Office Supporting Co) untuk sosialisasi dan penguatan Sinusa ini. Investasi di PTPN I ini tiap tahun sangat besar. Sinusa akan memandu kita dalam pelaksanaan investasi end to end (dari awal sampai akhir) sehingga berjalan sesuai regulasi, tanpa penyimpangan, memenuhi standar GCG, dan berhasil guna untuk memacu kinerja perusahaan”, ungkap Wiyoso.
Wiyoso juga mewanti-wanti kepada seluruh karyawan yang membidangi dan bertanggung jawab atas proses investasi ini bekerja dengan profesional dan presisi. Selain karena dibutuhkan perusahaan, proses investasi yang berhubungan dengan pihak ketiga, proses pengadaan dan pelaksanaan tender memiliki risiko besar dan riskan terhadap berbagai keberatan.
“Kepada peserta sosialisasi untuk mengikuti secara seksana dan paripurna. Semua modul harus dipahami dan dipastikan sesuai dengan ketentuan. Sebab, proses pengadaan dalam investasi ini sangat riskan dan harus bisa dipertanggung jawabkan secara ketat”, himbau dia.
Wiyoso juga mengingatkan bahwa proses investasi yang dilakukan di PTPN I, terutama di Regional 7 harus tepat waktu sesuai dengan time line yang ditetapkan. Sebab, kata dia, investasi di perusahaan perkebunan seperti PTPN memiliki keterkaitan sangat erat dengan proses operasional dan produksi.
“Kita tahu, di bisnis agro in ikan time line-nya ketat. Kalau proses tender pengadaan pupuk, misalnya, tidak tepat waktu, maka aplikasi pemupukan bisa bergeser waktunya. Kalau bergeser, maka ada ketidak tepatan manfaat karena nutrisi pupuknya tidak terserap. Jadi, tolong jangan sampai ada deviasi dari time line yang sudah ditetapkan”, kata Wiyoso.
Sosialisasi Sinusa di Regional 7 berlangsung selama dua hari. Materi dari latar belakang dan pentingnya sistem kontrol investasi hingga pelaksanaan dan solusi terhadap beberapa permasalahan yang terjadi dibahas pada nara sumber. (*)
Editor: Muhammad Furqon