MOMENTUM -- Pernah nggak, kalian ngiler lihat orang makan enak? Ternyata, bukan cuma rakyat kecil yang bisa ngiler. Sekelas menteri pun bisa ngiler. Menteri Muhaimin Iskandar ngaku ngiler lihat enaknya kursi komisaris BUMN. Bayangkan, menteri yang gajinya segunung, masih kepingin nambah penghasilan.
Ngiler menteri yang biasa disapa Cak Imin itu memang bukan sembarangan ngiler. Cak Imin ngiler terhadap para wakil menteri (wamen) rangkap jabatan menjadi komisaris di perusahaan plat merah. Terbayang, timbunan rupiah yang bakal mengalir ke rekening wamen. Jumlahnya, ya, Cak Imin pasti kalah banyak. Buktinya, dia ngiler.
Ironisnya, semua ini terjadi pas kondisi rakyat lagi megap-megap. Harga berbagai kebutuhan menjulang. Gak usah soal biaya pendidikan, apalagi uang kuliah anak, yang bukan lagi jauh panggang dari api, tapi melayang jauh di atas awan gelap. Banyak kepala keluarga yang bengong setiap akhir bulan.
Tapi para pejabat? Santai. Ngopi di hotel bintang lima sambil rapat. Sambil sesekali senyum, selfi, lalu diunggah di media sosial. Kalau ditanya, jawabnya pasti klasik dan bikin mual: "Demi kesejahteraan rakyat." Rakyat mana? Ya, mungkin kerabat? Mantu? Atau istri dan anak yang sedang jalan-jalan ke luar negeri?
Baca Juga: Selamat Hari Bahagia dan Cemas
Rangkap jabatan bagi para pejabat, tidak hanya menimbulkan pertanyaan etika. Tetapi juga menunjukkan betapa mental serakah sudah dianggap wajar. Pejabat tak lagi merasa malu memamerkan kekuasaan dan kekayaan.
Dulu serakah itu dosa sosial, sekarang serakah justru dianggap prestasi. Semacam pamer: “Lihat nih, gue pegang tiga jabatan. Lo bisa apa?” Kalau ada yang protes, jawabannya gampang: “Semuanya legal, kok".
Dan rakyat? Ya, cuma bisa nonton. Setiap hari disuguhi drama pejabat rebutan kursi, bagi-bagi jabatan kayak arisan keluarga. Rakyat cuma jadi penonton. Hanya layak untuk diperas lewat beragam pajak yang mencekik!
Jadi, kalau menteri saja ngiler, jangan kaget kalau besok-besok banyak pejabat lain juga rebutan.
Jika pejabat masih punya rasa empati, mestinya mereka malu. Tetapi, di negeri ini, serakah sudah berubah menjadi budaya, dan rasa malu sudah punah. Sungguh mengerikan!
Selamat ngiler bersama. Tabik.... (***)
Oleh Muhammad Furqon - Dewan Redaksi Harian Momentum
Editor: Muhammad Furqon