MOMENTUM, Jakarta -- Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Teddy Yunirman Danas menyatakan optimismenya terhadap prospek harga karet di pasar global. Harga karet diprediksi akan terus mengalami tren positif, hingga di atas dua dolar Amerika per kilo gram.
Keyakinan ini didasari oleh fenomena penurunan supply bahan olah karet di pasar global akibat konversi lahan karet ke kelapa sawit di negara-negara produsen utama seperti Thailand dan Malaysia.
Analisis Teddy Yunirman Danas itu disampaikan di Jakarta, Jum’at 1 Agustus 2025. Menyikapi trend positif tersebut, kata Teddy, PTPN I telah melakukan kajian dan menyusun strategi dengan analisis data dari seluruh potensi dan sumber daya yang ada saat ini. Menurut dia, PTPN I akan melakukan efisiensi pemanfaatan lahan, meningkatkan intensitas pemeliharaan tanaman agar lebih sehat dan produktif, dan memanfaatkan teknologi digital untuk pengembangan bisnis.
"Konversi lahan belum menjadi prioritas saat ini. PTPN I mengambil pendekatan selektif. Konversi hanya akan dilakukan pada lahan yang benar-benar tidak produktif. Strategi ini mempertimbangkan dampak jangka panjang, mengingat periode tanaman belum menghasilkan antara 4-5 tahun hingga tanaman baru dapat diambil produksinya, serta didukung dengan monitoring dan evaluasi produksi secara digital dari kebun hingga pabrik. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap perencanaan yang matang dan berkelanjutan," kata Teddy.
PTPN I bertekad mengoptimalkan potensi lahan melalui intensifikasi dan pengelolaan kebun yang lebih baik. Digitalisasi menjadi fokus utama, khususnya dalam pola panen. Perusahaan akan menerapkan sistem tracking berbasis GPS, dashboard harian untuk kebun dan pabrik, serta traceability dan pengamanan pengolahan dengan CCTV berbasis AI. Inisiatif ini bertujuan untuk mencegah kehilangan produksi di kebun dan meningkatkan efisiensi operasional.
Di sisi pemasaran, PTPN I beralih dari sistem lelang ke direct selling (B2B, business to business). Perusahaan kini menjual langsung kepada pemasok bahan baku ban, bukan lagi ke pabrik ban. Pendekatan ini diharapkan memberikan harga yang lebih baik karena industri hilirisasi membutuhkan pasokan kontinu dengan mutu yang terjamin, membuka peluang pasar yang lebih stabil dan menguntungkan.
"Pasca merger pada 1 Desember 2023, PTPN I telah memetakan kekuatan dan kelemahan di sektor karet. Langkah-langkah efisiensi telah dilakukan, termasuk menutup pabrik pengolahan yang tidak efisien dan memindahkannya ke pabrik yang lebih terintegrasi. Digitalisasi juga menjadi inti dengan penyatuan berbagai aplikasi ke dalam satu dashboard terpadu," jelas Teddy.
Dalam hal pemasaran, PTPN I berupaya memperluas pasar ekspor. Selain Uni Emirat Arab, India, dan Tiongkok, perusahaan membidik pasar Eropa, khususnya Jerman. Direktorat Pemasaran akan lebih agresif dalam menjalin kerja sama dengan buyers luar negeri, termasuk berpartisipasi dalam pameran atau ekspo. Hal ini menegaskan bahwa PTPN I telah siap menjadi eksportir global," tutup Teddy.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan Aris Handoyo menyampaikan "Sejak awal transformasi yang menyatukan delapan PTPN Anak Perusahaan ke dalam satu surviving entity Subholding PTPN I, telah menegaskan komitmennya untuk mengelola bisnis yang selaras dengan prinsip ESG (Environmental, Social, dan Governance) dalam menciptakan dan laba usaha. PTPN I juga akan fokus pada sertifikasi produk yang memperhatikan lingkungan serta potensi kerja sama dalam carbon trading, menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap pertumbuhan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan" jelas Aris. (**)
Editor: Muhammad Furqon