MOMENTUM, Bandarlampung--Dalam rangka mempererat silaturahmi dan membangun empati terhadap isu-isu perempuan, Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (PW Fatayat NU) Lampung menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) film "Lyora: Penantian Buah Hati" di Mal Kartini, BandarLampung, Minggu (24-8-2025).
Acara itu dihadiri 200 orang para pengurus dan anggota Fatayat Provinsi Lampung, dengan 2 sesi jam tayang bioskop pukul 14.30wib dan 18.30wib. Kegiatan ini menjadi momen kebersamaan sekaligus refleksi mendalam terhadap perjuangan perempuan dalam keluarga dan kehidupan sosial.
Film Lyora mengangkat kisah nyata Meutya Hafid — Menteri Komunikasi dan Digital RI — dan suaminya, Fajrie, dalam perjuangan panjang mereka memiliki anak.
Diperankan oleh Marsha Timothy dan Darius Sinathrya, film ini menyentuh tema infertilitas, perjuangan medis, serta tekanan emosional dan sosial yang menyertainya.
Selama delapan tahun, Meutya dan Fajrie menjalani berbagai program kehamilan, termasuk bayi tabung, serta mengalami tiga kali keguguran dalam satu tahun. Meski demikian, berkat cinta dan dukungan penuh dari sang suami, serta kekuatan harapan yang tak pernah padam, Meutya akhirnya melahirkan buah hati mereka, Lyora, di usia 44 tahun.
Ketua PW Fatayat NU Lampung, Wirdayati menyampaikan terima kasih kepada Pengurus Besar Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (PB KOPRI PMII) yang telah menyelanggarakan nobar untuk seluruh keluarga besar Fatayat NU Lampung, film ini sangat relevan dengan perjuangan banyak perempuan di Indonesia, terutama yang menghadapi tekanan sosial karena belum memiliki anak.
“Terima kasih PB KOPRI PMII atas nobarnya, Film ini bukan hanya menggambarkan perjuangan fisik, tapi juga beban psikologis dan sosial yang sering dialami perempuan. Pesannya sangat kuat dan menyentuh. Kami berharap kisah ini bisa menjadi semangat baru bagi para perempuan dan pasangan yang sedang dalam masa penantian,” ujar Wirda yang juga Komisioner Perempuan KPID Lampung.
Selain menonton bersama, acara juga diisi dengan diskusi ringan dan berbagi kesan usai film selesai diputar. Banyak peserta mengaku terharu dan merasa lebih memahami pentingnya dukungan terhadap perempuan yang tengah berjuang dalam isu kesuburan atau tekanan sosial lainnya.
"Masya allah, campur aduk rasanya menjadi Meutya, perjuangannya ga sia-sia, seorang ibu yang luar biasa, gimana coba kalo kita diposisi dia?," kata Martina Anggisilova Divisi Hukum dan Advokasi Fatayat NU Lampung.
"Keren, setiap perjuangan tidak ada yang sia-sia, apalagi perjuangan seorang ibu." tambah Puspita Putri Rahmawati, Wakil Ketua Bidang Kesehatan PW Fatayat NU Lampung.
Dengan semangat solidaritas dan kepedulian, PW Fatayat NU Lampung berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan yang inspiratif dan menyentuh kehidupan nyata perempuan, baik dalam skala organisasi maupun komunitas yang lebih luas. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya