Dongkrak Produksi Karet dan Sawit, PTPN VII Sharing Session dengan Socfin Indonesia

img
Suasana sharing session PTPN VII dengan PT Socfin Indonesia di Bandarlampung./ist

Harianmomentum.com--Upaya mendongkrak produktivitas karet dan kelapa sawit, PTPN VII menggelar inhouse traning dan sharing session dengan mengundang pakar sekaligus praktisi budidaya karet dari PT Socfin Indonesia, Selasa (20/2/18).


Dua ahli didatangkan untuk mengisi sesi inhouse training dan sharing session kepada para pengambil kebijakan di perusahaan yang berkait dengan manajemen tanaman dan pengolahan dua komoditas itu.


Kegiatan yang dihelat di ruang rapat utama Kantor Direksi PTPN VII, Bandarlampung, dihadiri seluruh manajer kebun karet dan sawit, juga Kepala Bagian Tanaman Kantor Direksi, GM Sumatera Selatan, dan bidang terkait.


“Kami merasa perlu mengundang pakar dari Socfindo untuk up grade pengetahuan. Kami pilih dari Socfin karena perusahaan yang berpusat di Medan itu berpengalaman di dua komoditas itu sejak sebelum Indonesia merdeka. Mereka juga banya riset, mengaplikasikannya di lapangan dan sukses. Kita kenal mereka juga sebagai penyedia bibit unggul kelapa sawit dan karet,” kata Sumardi, Kabag SDM PTPN VII mewakili Direksi saat membuka acara tersebut.


Dua pembicara yang dikirim PT Socfin Indonesia adalah Erwan Sa’ban (Agronomist Karet) dan Erwanda Surya (Argonomist Kelapa Sawit). Mereka mengatakan, secara umum manajemen budi daya dan pengolahan karet dan kelapa sawit yang dilakukan oleh PTPN VII sesungguhnya sudah sesuai standar.


“Yang dibutuhkan sekarang adalah konsistensi perlakuan terhadap tanaman yang harus ditingkatkan. Itu berkait dengan ketersediaan infrastruktur dan biaya untuk bisa menjalankan budi daya sesuai SOP (standard operational procedure),” kata Erwanda Surya.


Erwanda Sa’ban membahas tuntas tentang budi daya karet dengan penekanan pada latex diagnosis (LD). Menurut dia, seluruh siklus proses produksi, bahkan dari pemilihan klan bibit, budi daya, jenis pupuk, hingga perlakuan getah dari kebun hingga pabrik mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.


“Jadi, semua elemen yang terlibat dalam siklus produksi itu, dari yang menentukan klan atau varietas hingga pengolahan mau dijadikan apa, harus konsisten. Kita harus konsisten jika ingin mendapatkan produk yang kualitasnya sesuai yang dipatok. Melalui analisis komprehensif di laboratorium, kita bisa mendiagnosis melalui lateks untuk menentukan apa sesungguhnya yang terjadi di tanaman,” kata dia.


Kepala Bagian Tanaman PTPN VII Sufri Gunawan menambahkan, pihaknya sengaja mengundang Tim Ahli dari PT Socfin Indonesia

untuk rencana kerja sama analisis kesehatan tanaman karet melalui latex diagnosis (LD). Menurutnya, latex diagnosis (LD) kita dapat mengetahui indikator kesehatan tanaman (TSC, Sukrosa, Pi, dan Tiol). Dengan indikasi yang didapat, tata guna panel dan aplikasi stimulansia dapat ditentukan secara tepat. Pada akhirnya potensi produksi tanaman karet dapat tergali secara optimal.


Rencana kerjasama selanjutnya dengan PT Socfin Indonesia, yaitu rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit. Hal ini bertujuan untuk efektivitas dan efisiensi pemupukan, sehingga produktivitas tanaman kelapa sawit dapat dicapai sesuai dengan trend berdasarkan umur tanaman


PT Socfin Indonesia merupakan perusahaan pengembangan perkebunan dengan komoditas kelapa sawit dan karet.


Berpusat di Medan, perusahaan yang berada dalam Socfin Group memilik kebun di berbagai negara termasuk Asia dan Afrika Tengah. (rls)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos