Bandarlampung Kekurangan Pasokan Premium

img
Mengecek tempat penyimpanan BBM di SPBU Jln A Yani. Foto. Agung Candra

Harianmomentum.com--Dalam setahun terakhir, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bandarlampung, sering kehabisan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. 


Kondisi itu terjadi karena kuota BBM bersubsidi untuk Kota Bandarlampung tidak sesuai dengan kebutuhan atau masih kekurangan.


Hal itu terungkap saat Tim Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) meninjau SPBU 2435135 yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Minggu (4/2/18).


Tim yang terdiri dari lima orang tersebut dipimpin Komite BPH Migas Ahmad Rizal. Mereka turun ke lapangan menanggapi keluhan masyarakat Bandarlampung yang kesulitan memperoleh premium.


"Kami mendapatkan keluhan dari masyarakat sini, katanya di SBPU ini sering terjadi kelangkaan atau kekosongan premium. Kami merespon cepat, karena itulah kami kesini," kata Ahmad Rizal disela kunjungannya.


Selain melakukan pengecekan di tempat penampungan minyak SPBU tersebut, mereka juga melakukan aktifitas wawancara dengan pihak pengelola SPBU serta beberapa konsumen yang sedang melakukan pengisian BBM.


Ahmad Rizal menjelaskan, hasil pengamatannya di lapangan menyatakan bahwa premium di SPBU tersebut sudah benar alokasinya dan tidak ada unsur menampung premium guna kepentingan pihak-pihak tertentu.


“Kita sudah buktikan bahwa memang minyak (premium) di sini sudah habis. Jadi dugaan adanya permainan antara pihak SPBU dengan pihak lain yang menyebabkan kelangkaan premium disini tidaklah benar,” ungkapnya.


Namun, lanjut dia, disayangkan banyak masyarakat yang tidak kebagian BBM jenis premium.


“Dari hasil wawancara kita dengan masyarakat dan pihak pengelola SPBU, kita memperoleh data bahwa memang disini hampir setiap hari antrean (premium) nya cukup panjang. Ternyata hal itu sudah berlangsung selama satu tahun,” ungkapnya.


Menanggapi masalah ketersedian premium di wilayah Bandarlampung yang dirasa masih kurang, Ahmad Rizal mengatakan  bahwa pasokan premium dapat ditingkatkan, namun dengan usulan pemerintah setempat.


“Untuk di wilayah Bandarlampung, kuota yang dikirim setiap hari adalah 8.000 liter. Itu kalau pagi dikirim, siang sudah habis. Jadi bisa saja kita tambah pasokannya, namun tetap pemerintahnya yang mengajukan ke kita, nanti kita akan tanggapi usulan tersebut,” ungkapnya.


Dia mengimbau kepada masyarakat, agar dapat membiasakan diri serta menyesuaikan kebutuhan BBM dengan kendaraannya. Untuk kendaraan mewah sebaiknya jangan menggunakan premium.


“Kalau kendaraannya tidak cocok menggunakan premium, jangan dipaksakan pakai premium, nanti yang rugi dirinya sendiri


Ke depan, lanjut dia, pihaknya akan membuat woro-woro atau tulisan berupa imbauan kepada masyarakat terkait penggunaan BBM. “Kita juga akan membuat plang di setiap SPBU, didalamnya kita tuliskan kontak person BPH untuk pengaduan masyarakat,” tuturnya.


Sedangkan, Seles Regional wilayah Bandarlampung Sindu mengatakan bahwa pihaknya sudah menyalurkan BBM berdasarkan kuota yang diberikan.


“Untuk BBM jenis premium, setiap hari pasti ada pengirimannya. Kita juga tidak membolehkan untuk menahan (menampung) premium,” kata Sindu.


Menanggapi terkait pasokan minyak yang dirasa masih kurang, Sindu mengatakan bahwa pihaknya sudah pernah mengusulkan ke pertamina.


“Saat ini sedang tahap perhitungan, karena untuk pengajuan penambahan kuota harus disertai juga dengan data-data seperti jumlah kendaraan yang masuk ke SPBU,” terangnya.


Kemudian, Kausar selaku pengawas di SPBU 2435135, Jalan Jend Ahmad Yani mengatakan bahwa premium biasanya sampai di SPBU pada pagi hari.


“Biasanya premium jam 8-9 pagi sampai sini. Kalau hari kerja, itu empat jam sudah habis. Jadi siang sudah tidak ada lagi premium. Kami si inginnya ada penambahan kuota premium,” ungkapnya.


Sedangkan, salah satu pengunjung SPBU tersebut, Joko mengatakan bahwa dirinya datang ke SPBU untuk mengisi premium. Namun, lantaran habis, dia tidak jadi membeli BBM untuk mobil angkot yang dibawanya.


“Sayamah biasa ngisi premium, kalau habis ya tidak jadi. Kalau ngisi pertalait atau pertamax uang setoran saya nanti kurang (tekor),” ungkap sopir angkutan umum teluk betung ini kepada tim BPH Migas. (acw)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos