Harianmomentum.com--Dalam rangka
pengentasan pengangguran di Bumei Tuwah Bepadan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Lampung Timur berupaya melakukan pembenahan dan menciptakan inovasi di segala
bidang pembangunan, khususnya pemberdayaan masyarakat.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi stigma Lampung Tumur yang selama ini
kurang baik dan dekat dengan praktek-praktek kekerasan.
Salah satu program untuk mengurangi permasalahan tersebut pada tahun
2016 Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim mencetuskan gerakan yang unik untuk
mendorong kemandirian dan produktivitas warga. Program itu diberi nama "Gerakan
Malu Menganggur".
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Tenaga Kerja
Kabupaten Lampung Timur Budiyull Hartono mengatakan tujuan Gerakan Malu
Menganggur yaitu mengajak warga untuk terus kreatif mencari terobosan dan
inovasi agar mampu menciptakan kerja sendiri dan mandiri serta mendorong
kemandirian dan meningkatkan produktifitas angkatan kerja di daerah itu.
"Program ini dilakukan secara bertahap di tingkat desa, program
ini dijalankan secara formal dan banyak melibatkan berbagai instansi, sehingga
potensi yang belum tergarap akan diperluas untuk menjadi solusi terbaik,"
katanya.
Karena program ini kebijakannya berbasis kawasan, sehingga lintas
sektoral yang sifatnya juga mengedepankan konsep gotong royong antara Pemkab
dan warga Lampung Timur.
Budiyull Hartono menambahkan sebagai salah satu satker yang terlibat,
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja telah melaksanakan
program dan kegiatan dengan memberikan pelatihan keterampilan bagi pencari
kerja berbasis kebutuhan industri yang ada.
Ia juga menambahkan, pelatihan keterampilan itu dalam rangka
menciptakan wirausaha yang berbasis sumberdaya lokal, memberikan kegiatan
pemagangan baik dalam dan luar negeri serta mengembangkan usaha mikro, kecil,
dan menengah sehingga mampu menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitarnya.
"Dalam rangka penciptaan wirausaha baru kami telah melakukan
berbagai pembekalan keterampilan berbasis potensi Iokal bagi masyarakat pencari
kerja. Sektor-sektor yang dikembangkan berupa jasa, antara lain pelatihan tata
rias. Menjahit, service elektronik, perbengkelan sepeda motor, penukangan kayu
dan pangkas rambut," paparnya.
Selain itu, sektor home industri berupa anyaman/ukiran souvenir,
pengolahan makanan, batako/paving block, membatik dan tapis.
"Dengan pembekalan ini diharapkan usaha industri rumahan dapat
berkembang sehingga dapat menyumbang menggeliatnya ekonomi daerah,"
ucapnya.
Budiyull Hartono menambahkan Pelatihan yang dilakukan tidak hanya
berhenti sampai disitu saja. akan tetapi setelahnya dilakukan pendampingan
terhadap peserta pelatihan sampai usaha yang dilatihkan dapat direalisasikan.
Pasca pelatihan, kelompok peserta yang dilatih dibuatkan komunitas berupa
Kelompok Usaha Bersama (Kube).
"Kube ini diharapkan dapat menjadi wadah para peserta pelatihan mencoba melakukan usaha secara bersama dengan pendampingan dari pemerintah. Kube ini akan diberikan fasilitas sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang usaha yang dilakukan oleh warga," tutupnya.(adv)
Editor: Harian Momentum