Kemiskinan Mbah Sariyem Luput dari Perhatian Pemkot Metro

img
Begini kondisi bangunan tempat Mbah Sariyem bersma cucunya menumpang hidup

Harianmomentum.com--Potret kemiskinan masih tergambar di Kota Metro. Setidaknya itu terlihat dari kehidupan Mbah Sariyem.

Nenek berusia 70 tahun itu bersama cucunya Dede (10 tahun)  terpaska hidup menumpang di bangunan bekas gudang yang hampir roboh di bilangan RT 018/RW 003, Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat. 

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, wanita renta itu hanya menjual jasa pijat dengan penghasilan yang tidak menentu.

Mbah Sariyem mengatakan, eks gudang yang ditempati bersama cucunya itu, milik salah seorang warga yang iba melihat kehidupannya. 

"Ini rumah orang. Saya tinggal sama cucu saya di sini, cuma numpang. Saya hanya tukang urut. Jadi pendapatannya tidak menentu dan serba kekurangan untuk kebutuhan sehari-hari," kata  Mbah Yem pada harianmomentum.com, Rabu (25/07).

Mbah Yem menuturkan, sebelum menempati eks gudang tersebut, dia tingal berpindah-pidah dari satu tempat tumpangan ke tempat tumpangan lain.

"Dulu pernah numpang juga, tapi bukan di sini. Waktu itu, karena yang punya mau bangun rumah baru, saya disuruh pergi. Lalu saya ngontrak rumah, tapi tidak lama, karena tidak kuat bayar kontrakan. Akhirnya, ya tinggal di sini sampai sekarang," tuturnya.

Ironisnya, Mbah Yem mengaku tidak pernah lagi mendapat bantuan sosial dari pemerintah, seperti program  rastra (beras sejahtera) mau pun PKH (program keluarga harapan). 

"Dulu pernah dapat, tapi sekarang berhenti. Dulu itu pun yang dapat bantua anak saya. Saya sudah datang ke dinas sosial. Sampai sana, katanya nama saya tidak masuk. Kalau mau mendapat bantuan harus lewat kelurahan dulu. Malahan PLN yang ke sini, memberikan bantuan uang ke saya," ungkapnya.

Mbah Yem juga mengaku pernah dipanggil Wakil Walikota Metro Djohan untuk memijat di kediamannya. "Yang jemput saya supirnya. Karena urutnya dirumahnya pak Djohan," terangnya. (pie)







Editor: Harian Momentum





Leave a Comment