Harianmomentum.com--Selain bersepeda, rupanya Komisioner KPU Lampung M Tio Aliansyah juga hobi meracik kopi. Tidak tanggung-tanggung, Tio bahkan membeli alat peracik kopi, antara lain: grinder (alat penggiling biji kopi), moka pot (teko), french press, vietnam drip dan pour over.
Alat-alat tersebut pun selalu digunakannya saat di kantor atau rumah. Tio pun tidak segan untuk membuatkan kopi kepada tamu yang datang ke ruang kerjanya. Bahkan, semua komisioner dan staf KPU Lampung sudah pernah mencicipi kopi buatannya.
"Jadi teman-teman kalau pagi itu kumpul di sini, saya buatin kopi. Ini juga dalam rangka mempererat tali persaudaraan juga," kata Tio, kemarin.
Dia mengaku tertarik dengan meracik kopi sejak membaca artikel tentang kopi. "Terus teman-teman juga sering ngobrolin tentang kopi," ujarnya.
Dari situlah, Tio akhirnya mencoba meracik kopi dengan mengggunakan vietnam drip. Lalu, coba-coba menggunakan french press. Sampai akhirnya dia penasaran ingin mencoba menggunakan grinder. "Sebenarnya rasanya itu sama saja, tapi yang bikin beda adalah proses penyajiannya," tuturnya.
Bahkan dalam sehari, dia bisa meracik kopi dua hingga tiga kali. Baik saat sedang istirahat di kantor atau disela-sela kesibukannya.
Seperti saat sedang menunggu peserta pemilu menyerahkan Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK), dia meracik kopi untuk dinikmati bersama Komisioner Bawaslu Lampung Hermansyah dan beberapa jurnalis di ruangnya.
Kopi yang diraciknya juga beragam, ada Arabica Gayo Atjeh dan Robusta yang berasal dari Ulu Belu atau Hananakau Tanggamus dan Waytenong Lampung Barat.
"Jadi kadang saya campur arabica dan robusta. Kadang Robusta Ulu Belu atau Lambar. Karena ada yang tidak terlalu suka asam," sebutnya.
Untuk pemanis, Tio menyiapkan gula aren yang berasal dari Lampung Barat. "Tidak perlu khawatir kembung atau mual. Mudah-mudahan kopi buatan saya tidak bikin kembung dan mual," ucapnya.
Meski demikian, dia tidak mempunyai keinginan untuk membuat cafe. "Ini hanya untuk kesenangan saja. Karena sensasi membuat kopi sendiri itu berbeda," ujarnya. (adw)
Editor: Harian Momentum