Harianmomentum.com--Kabupaten Lampung Timur masih mempunyai lahan 400 hektare yang harus ditanami mangrove sejak gerakan penamanan hutan bakau ini dimulai pada 1997.
Hal itu disampaikan Bupati Lampung Timur Chusnunia atau Nunik pada penanaman mangrove di Desa Purworejo Kecamatan Pasirsakti, Senin (11/03/2019).
Kegiatan itu bagian dari Gerakan Peduli Mangrove, Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS), dan Kampung Hijau oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK).
“Terima kasih, Lampung Timur dipilih menjadi salah satu tempat penanaman mangrove bersama 10 provinsi lainnya di Indonesia,” ujarnya.
Pemerintah dan warga Lampung Timur sering melakukan penanaman mangrove. Bahkan, sekitar sepekan silam, dilakuan penanaman mangrove besar-besaran di Kecamatan Labuhan Maringgai pada Festival Mangrove.
"Alhamdulillah masyarakat dan nelayan sekitar mendapatkan keuntungannya, Insyallah kami pemda Lampung Timur akan melanjutkan aktivitas penanaman mangrove ini”.
Dia juga mengatakan kegiatan semacam ini diperlukan guna memberikan semangat dan mendukung masyarakat agar perduli terhadap lingkungan yang mana hal tersebut juga pastinya akan mebawa efek positif pada perekonomian warga.
“Kegiatan ini sepertinya sepele namun sebenarnya efeknya luar biasa, karena dengan dilakukannya penanaman mangrove maka kita dapat melakukan pencegahan abrasi dan kualitas dari budidaya meningkat baik itu dari segi rasa dan seterusnya”, katanya.
Pada kegiatan ini, dilakukan penanaman 5000 pohon mangrove di 10 provinsi di Indonesia, termasuk yang dilakukan di Lampung Timur.
Provinsi lain yang ikut menjadi lokasi penanaman mangrove adalah Kabupaten Langkat Sumatera Utara, Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur, Lemah Wungkuk Cirebon Jawa Barat, Sawo Jajar Brebes Jawa Tengah, Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, Pohuwato Gorontalo, Donggala Sulawesi Tengah, Pantai Cereme Nusa Tenggara Barat, serta Teluk Ambon Maluku, dan Pandeglang Banten. (rif).
Editor: Harian Momentum