Hatianmomentum.com--Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Lampung dan Dinas, Koperasi, Perdagangan dan UMKM, Kabupaten Tanggamus, melaksanakan pasar lelang komoditas agro di Pekon Sumberejo, Kecamatan Sumberejo, Kamis (8-8-19).
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, Satria Alam mengatakan, pasar lelang ini untuk memfasilitasi produsen atau penghasil komoditas dengan pembeli akhir.
Hal itu akan memberikan keuntungan lebih besar bagi penghasil komoditas karena tidak lagi menjual hasil usaha taninya melalui perantara atau tengkulak. "Menjual komoditas agro melalui perantara membuat harga jualnya lebih rendah dibandingkan kepada pembeli akhir," katanya.
Untuk itu, Pemprov Lampung bekerja sama dengan Pemkab Tanggamus memperpendek mata rantai tersebut, melalui lelang. Keuntungan lain, pembeli mendapatkan kepastian barang, penjual mendapat kepastian pembeli dengan harga yang sesuai, kata Satria Alam.
Pasar lelang agro telah dilakukan di tiga lokasi sentra produksi komoditas yakni Lampung Barat, Bandarlampung dan Tanggamus. Ke depan, ia berharap, kegiatan pasar lelang agro tidak hanya komoditas kopi, melainkan produk unggulan lainnya juga bisa disiapkan pasar lelangnya.
Selain itu, sistem yang digunakan diharapkan dapat dilakukan secara online sehingga pasarnya menjadi lebih luas dan pasar lelang bisa diikuti pembeli dari seluruh Indonesia bahkan mancanegara.
Di harapkan ke depan, seluruh komoditas unggulan yang dihasilkan masyarakat mendapat perhatian mulai dari hulu hingga hilir. Kopi, misalnya. Pemeliharaan kebun dan teknologi pasca panen, harus diperhatikan karena berkaitan dengan kualitas. "Hal ini akan menguntugkan petani, pelaku usaha dan juga pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti) Himawan Purwadi mengatakan, Bappeti telah membangun sistem lelang terpadu atau pelaksanaan lelang secara on-line, keistimewaan lelang terpadu menurutnya penyelenggara lain di seluruh wilayah itu bisa ikut serta transaksi.
Seperti contoh lelang terpadu yang dilaksanakan di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Transaksi bawang merah dari Nusa Tenggara Barat bisa dibeli dari peserta dari Yogyakarta. Jadi tidak terbatas dari lokal setempat, sejauh ini sistem lelang di Lampung sudah bagus apalagi telah mendekatkan ke sentra industri seperti saat ini.
Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan UMKM, Kabupaten Tanggamus, Zulfadli menyambut baik terlaksananya pasar lelang komoditas agro tersebut karena akan menguntungkan petani kopi. Buktinya, di pasar lelang ini harga kopi mencapai Rp24 ribu per kilogram, sementara biasanya hanya berkisar Rp18 ribu per kg.
"Jika sistem seperti ini sudah baik, petani yang masih bertahan dengan sistem yang lama tentu akan ketinggalan," katanya. (glh/jal).
Editor: Harian Momentum