MOMENTUM, Bandarlampung--Partai Golkar Lampung berharap agar kericuhan yang sempat terjadi di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar tidak terulang kembali.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Lampung Koordinator Bidang (Korbid) Kepartaian I Made Bagiasa mengatakan, kericuhan yang terjadi pada Minggu (25-8) itu membuat para kader di wilayah setempat bersedih.
“Kita sangat menyayangkan insiden penggembokan kantor DPP Golkar. Kantor Golkar itu kan kantor rakyat, jadi tidak boleh ada gembok-menggembok seperti itu,” kata Made kepada harianmomentum.com, Senin (26-8).
Lebih lanjut dia berharap agar para petinggi partai di DPP, khususnya dua calon ketua umum (ketum) Golkar, Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto dapat menenangkan hati para pendukungnya masing-masing.
“Kita tidak mau terulang kejadian Golkar di masa lalu. Suara Golkar itu suara rakyat. Maka lebih baik memikirkan rakyat ketimbang rebut-ribut seperti ini,” jelasnya.
Soal Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto yang akan berebut kursi ketum di Munas Golkar, menurut Made semuanya sudah ada mekanismenya.
“Kami berharap siapa pun calon ketum Golkar bisa bersaing dengan sehat dan bersabar untuk menunggu waktunya (Munas),” harapnya.
Jika kericuhan tersebut kembali terulang, Made khawatir akan berimbas kepada wilayah-wilayah di seluruh Indonesia. “Apalagi sebentar lagi akan berlangsung pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 2020,” ujarnya.
Sebelumnya, ratusan anggota Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) mencoba menggembok pintu gerbang DPP Partai Golkar di Jalan Anggrek Nelimurni, Jakarta, Minggu (25-08) dini hari. Mereka melakukan itu karena tidak diizinkan masuk.
Penggembokan lantas dibalas dengan lemparan batu dari arah dalam. “Penggembokan dilakukan agar yang di luar tidak ada yang bisa masuk lagi, dan yang di dalam tidak bisa keluar. Jadi sama-sama adil," kata Wakil Ketua Umum AMPG Nofel Hilabi kepada para wartawan.
Keributan itu terkait dengan suksesi kepemimpinan di tubuh partai berlambang beringin. AMPG yang berdemo adalah massa pendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet), satu-satunya penantang Ketua Umum Golkar saat ini, Airlangga Hartarto.
AMPG dan Bamsoet terus mendesak agar DPP segera menggelar rapat pleno menentukan waktu Musyawarah Nasional (Munas). Pada forum inilah ketua umum baru dipilih.
Bamsoet ingin munas digelar sebelum pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo-Maruf Amin, Oktober nanti. "Jadi Presiden dan koalisi partai tidak perlu deal dua kali untuk menyusun pilkada ke depan," katanya, menjelaskan kenapa idealnya munas sebelum pelantikan.
Sementara Airlangga sebagai petahana bersikukuh munas digelar Desember 2019. Alasannya adalah karena dua munas sebelumnya (Munas Bali 2014 dan Munaslub Jakarta 2017) juga digelar Desember. "Jadwal kami jelas," katanya.(acw)
Editor: Harian Momentum