MOMENTUM, Metro--Pemerintah Provinsi Lampung akan menggenjot percepatan tanam padi di lahan persawahan seluas 85 ribu hektare. Dari total luas areal tersebut, 25 ribu hektare di antaranya berada di wilayah Kota Metro, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Tengah.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Lampung Achmad Chrisna Putra, usai rapat koordinasi UPSUS (upaya khusus) pengawalan percepatan tanam. Rakor berlangsug di Markas Kodim 0411 Lampung Tengah, Kota Metro, Senin (9-9-2019).
"Program pecepatan tanam segera kita lakukan bulan ini (September). Luas totalnya mencapai 85 ribu hektare di seluruh Provinsi Lampung," kata Chrisna pada Harianmomentum.com.
Meseki demikian, lanjut dia, keterbatasan pasokan air akibat musim kemarau menjadi kendala pencepatan tanam yang akan dilakukan.
"Saat ini, ada beberapa wilayah yang menjadi bagian dari pecepatan tanam itu yang sudah diairi, ada juga yang belum. Makanya pda rapat ini kita mengajak kawan-kawan TNI dan dinas pertanian melakukan upaya mengatasi kendala tersebut," terangnya.
Salah satu upaya y untuk mengatasi kendala keterabatasan pasokan pengairan itu dilakukan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWS).
"Jadi jangan sampai kita sudah siap tanam, airnya belum ada. Makanya kita sudah koordinasi dengan BBWS untuk pasokan airnya dan mereka siap," jelasnya.
Begitu juga untuk pasokan benih padi dan pestisida. Semuanya sudah disalurkan ke petani. "Pasokan benih aman. Sudah mulai disalurkan," ujarnya.
Proses percepatan tanam tersebut, akan terus dipantau mulai dari tahap penggarapan lahan, menyemai benih dan pemiliharan hingga masa panen.
Pemprov menargetkan target panen padi tahun ini 4.566.000 ton gabah atau naik dari target tahun 2018 lalu yang berjumlah 4.343.000 ton gabah.
"Kalau dari tahun 2017 ke 2018 ada kenaikan target panen. Tahun 2017 itu targetnya sekitar 4,2 juta ton," jelasnya.
Untuk menambah hasil produksi gabah, Pemprov Lampung juga terus melakukan upaya cetak sawah baru. Saat ini total luas sawah baru mencapai 21.500 hektare. Ditambah dengan cetak sawah dari TNI yang mencapai 600 hektare.
"Jadi kalau ada alihfungsi lahan sawah, masih bisa ditutupi dari hasil cetakan sawah baru. Nah untuk alingfungsi, sekarang setiap daerah sudah punya perda yang mengatur masalah tersebut," jelasnya. (pie)
Editor: Harian Momentum