Penyandang Disabilitas Minta Dibantu Dapatkan SIM D

img
Para penyandang disabilitas di Kabupaten Pringsewu bersama Wabup Fauzi. Foto. Lis.

MOMENTUM, Gadingrejo--Para penyandang disabilitas di Kabupaten Pringsewu meminta pemerintah kabupaten memfasilitasi mereka memperoleh surat izin mengemudi (SIM) D.

SIM D diperuntukan bagi pengendara yang memiliki keterbatasan (penyandang disabilitas, kaum difabel atau berkebutuhan khusus) yang ingin mengemudikan kendaraan bermotor.

Keinginan memiliki SIM D itu disampaikan kepada Wakil Bupati Pringsewu Fauzi saat mengunjungi Rumah Kreasi, di Pekon Wonodadi, Kecmatan Gadingrejo, Kamis (3-10-2019). 

Wabup didampingi Sekdis Sosial Kabupaten Pringsewu Tri Kadarmanto dan Kasi Penyandang Disabilitas Ika Hidayati serta Kapekon Wonodadi.

Menanggapi itu, Wabup Fauzi bernjanji mengkomunikasikan dengan Kepolisian Resor Tanggamus sebagai institusi yang berwenang menerbitkan SIM.

Dia juga meminta Dinas Sosial Pringsewu melakukan pendataan kaum difabel di seluruh wilayahnya, sebagai langkah untuk membuat program pemberdayaan kaum difabel di Pringsewu di tahun mendatang.  "Untuk pendataan ini juga bisa minta bantuan para camat maupun kepala pekon,"ujar Fauzi.

Sekdis Sosial Kabupaten Pringsewu Tri Kadarmanto mengaku memiliki keterbatasan SDM dan anggaran untuk menangani dan memberdayakan penyandang disabilitas.

Dia juga akan berupaya menggaet perusahaan maupun lembaga lain untuk memberikan dana sosial untuk pemberdayaan kaum difabel. 

"Saat ini kaum disabilitas di Kabupaten Pringsewu sekitar 1.600. Mereka, ada  tuna rungu, tuna nentra, tuna daksa, dan down syndrome," papar Tri Kadarmanto.

Sementara Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kabupaten Pringsewu Ruswia menuturkan, para penyandang disabilitas di Kabupaten Pringsewu memiliki semangat untuk hidup mandiri.

Salah satu wujud dari semangat tersebut adalah adanya Rumah Kreasi. "Rumah Kreasi merupakan sebuah wadah untuk para penyandang disabilitas dalam rangka menyalurkan bakat, minat dan kreativitasnya," jelasnya.

Menurut Ruswia, para penyandang disabilitas memang tidak bisa 100 persen hidup mandiri, namun  dengan adanya Rumah Kreasi ini, mereka yang sudah menghasilkan sebuah karya bisa ditampung dan kebutuhan mereka minimal bisa terpenuhi dan kesejahteraannya secara perlahan bisa terangkat. 

Sedang Rumah Kreasi ini dapat dipergunakan untuk pelatihan para kaum difabel, misalnya menjahit, merajut dan membuat kerajinan tangan,  seperti tas dan sebagainya.

"Selain itu, dapat juga dipergunakan untuk sekretariat organisasi yang selama ini menaungi mereka seperti HWDI, PPDI dan juga Komunitas Aksi 2000," imbuh Ruswia. (lis).






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos