MOMENTUM, Tanggamus--Ratusan hektare tanaman padi sawah di tiga kecamatan di Kabupaten Tanggamus diserang hama wereng. Sebagian tanaman tak bisa lagi diselamatkan alias gagal panen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Tanggamus, Hasanudin menyebutkan, serangan hama wereng itu terjadi di wilayah Kecamatan Wonosobo, Semaka dan Kecamatan Kotaagung.
Ratusan hektare tanaman padi sawah siap panen yang terserang hama wereng antara lain di Pekon Banjarsari, Banjarnegoro, Dadisari, Dadirejo Kecamatan Wonosobo. Sementara di Kecamatan Semaka, hal serupa terjadi di Pekon Karangagung dan Srikaton. Di Kecamatan Kotaagung yakni di Kelurahan Baros.
Di Kecamatan Wonosobo, serangan wereng dengan klasifikasi ringan seluas 71 ha, sedang 30 ha, berat 21 ha dan fuso 13 ha.Di Kecamatan Semaka ringan 4 ha, sedang 2 ha, berat 4 ha dan fuso 1 ha. Di Kotaagung, kerusakan baik ringan hingga berat masing-masing seluas satu hektae.
Akibat serangan hama wereng itu, ratusan hektare sawah yang seharusnya menghasilkan lima sampai enam ton padi per hektare atau total sekitar 60 ton padi, gagal panen.
Untuk mengantisipasi agar serangam hama wereng tidak meluas, kata dia, pihaknya melibatkan keluarga tani, yang dibina KUPT, pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang difasilitasi insektisida oleh Dinas Pertanian Provinsi Lampung untuk bersama-sama melakukan pengendalian hama di wilayahnya.
"Kami juga menggugah para petani, untuk memutus mata rantai hama wereng. Caranya, merubah pola tanam tidak hanya padi, tetapi diseling dengan palawija," katanya.
Pola tanam bergantian komoditas itu, otomatis akan mematikan wereng karena tidak memiliki tempat berkembang-biak," katanya.
Ia menambahkan, untuk saat ini berdasarkan laporan dari 20 kecamatan baru tiga kecamatan yang terdampak hama wereng hingga mengalami fuso, jelas Hasanudin.
“Penanggulangannya juga ada satu lagi. Kami berharap para petani mengikuti asuransi usaha tani, asuransi ini satu ha para petani membayar Rp36 ribu, dan pada saat ada kejadian Fuso seperti ini mereka mendapatkan Rp6 juta per ha, dengan demikian bisa menutupi kerugian,”tandas Hasanudin.(glh/jal).
Editor: Harian Momentum