MOMENTUM, Negerikaton--Pondok Pesantren Al-Farabi Pekon/Desa Halanganratu, Kecamatan Negerikaton, Kabupaten Pesawaran, mengadakan pelatihan jurnalistik.
Pelatihan tentang tulis menulis itu berlangsung di pesantren bersangkutan selama dua hari, Sabtu dan Ahad, 15-16 Februari 2020.
Peserta pelatihan berjumlah 20 santri. Terdiri dari pelajar akhir Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Farabi dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Al Farabi.
Menurut Iskandar Syukur, pengurus Yayasan Diniyah Putri Lampung yang menaungi Pondok Pesantren Al-Farabi Pesawaran, dunia tulis menulis berperan besar dalam perkembangan Islam.
Islam berkembang hingga ke berbagai belahan dunia, tidak bisa dilepaskan dari peran para ilmuan Muslim yang menghasilkan karya tulis di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Baik dalam bentuk buku atau kitab, maupun tulisan lain yang disiarkan melalui media massa, seperti koran atau majalah.
"Kita bisa memahami Islam dari buku-buku atau kitab hasil karya para ulama dan ilmuwan Islam," ujar Iskandar yang juga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.
Dia bercita-cita, dari pesantrenya kelak akan lahir ilmuan-ilmuan Muslim. Pemberian bekal pengetahuan jurnalistik, diharapkan menjadi pemacu santri Pesantren Al Farabi untuk berlatih menulis sejak duduk di bangku SMP atau SMA.
Karena itu, menurut Iskandar, Pesantren Al Farabi akan terus memberikan pelatihan jurnalistik agar para santri mampu menuangkan pemikirannya melalui tulisan, baik melalui media maupun lewat karya ilmiah. Pada tahap berikutnya, Pesantren Al Farabi bisa menerbtkan media yang dijadikan sarana penyiaran dakwah Islam. Tidak hanya media siber atau majalah, tetapi juga radio atau telvisi. "Kami ingin, media-media itu dikelola para santri," katanya.
Pada pelatihan jurnalistik kali ini, Pesantren Al Farabi menghadirkan narasumber Nur Islam dari Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), dan wartawan Harian Moementum, Muhammad Furqon.
Pesantren Al Farabi di Pesawaran, kini memilik dua jenjang pendidikan, SMP dan SMA dengan jumlah santri 248 anak. Pesantren ini mewajibkan santri menggunakan bahasa Arab atau Inggris dalam berkomunikasi sehari-hari. (red).
Editor: Harian Momentum