MOMENTUM, Bandarlampung--Wakil Ketua Bidang Penggalangan dan
Penggerak Komunitas serta Ketua Saksi Nasdem (KSN) Kota Bandarlampung, Poltak
Aritonang mundur dari Partai Nasdem.
Poltak merasa kecewa, karena tidak ada keterbukaan di internal
partai besutan Surya Paloh itu. Terlebih menjelang Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) tahun 2020.
Surat pengunduran diri diteken oleh Poltak di Kantor DPD
Partai Nasdem Kota Bandarlampung pada Senin (19-10-2020).
“Alasan saya pertama mengenai keterbukaan partai Nasdem. DPD
tidak ada keterbukaan. Tidak restorasi,” kata Poltak kepada wartawan.
Kemudian, Poltak merasa bingung dengan keadaan partai saat ini.
Menjelang pemilihan kepala daerh, kader hanya dilibatkan dalam acara seremonial
saja.
“Di pesat demokrasi ini saya bingung, mesin partai sampai
sekarang hanya seputar masalah restrukturisasi,” bebernya.
Beberapa kali Poltak pun meminta penjelasan dari para
pengurus lainnya terkait hal tersebut. Namun, menurut dia, kurang mendapat
respon positif.
“Keinginan saya agar partai ini bersar tidak terakomodir.
Maka lebih baik saya mundur saja,” tegasnya.
Lebih lanjut Poltak menyampaikan, sebagai politisi yang
lahir dan besar di Partai Nasdem, tentunya dia sudah memikirkan keputusan itu
secara matang.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan pengorbanannya. Demi
besarnya Nasdem di masa mendatang.
“Saya ingin partai ini besar, tapi sampai sekarang saya
belum mendengar secara langsung konsekwensi dari calon yang kita usung untuk
partai Nasdem,” ungkapnya.
Padahal, sambung dia, Nasdem partai tanpa mahar. Tapi dukungan
yang diberikan Nasdem pada paslonkada di kota setempat tidak memberikan efek
positif untuk kemajuan Nasdem, saat ini maupun mendatang.
“Sampai sekarang hanya kegiatan seremonial. Konsolidasi kita
pada kader di bawah tidak ada. Saya tidak ingin hal seperti ini terulang lagi,”
sambungnya.
Sementara, Sekretaris DPD Nasdem Kota Bandarlampung Ahmad Rizky
mengatakan, surat pengunduran diri Poltak telah diterima, meski dengan berat
hati.
“Terus terang Poltak salah satu kader terbaik Nasdem yang
pernah duduk di fraksi. Kami sangat menyayangkan keputusan beliau, tapi kami pun
tetap menghargai keputusan itu,” kata Rizky.
Lebih lanjut dia pun mengucapkan terimakasih atas pengabdian
Poltak selama ini. “Banyak sekali karya beliau,” ujarnya.
Soal alasan Poltak keluar karena kurang keterbukaan, menurut
Rizki itu tidak benar. “Sebetulnya kita sudah agendakan rapat beberapa kali.
Tapi mungkin beliau sibuk sehingga tidak hadir,” ucapnya.
Pun dengan persoalan dukungan partai terhadap paslonkada
yang dianggap kurang memberikan efek positif bagi partai. Menurut dia itu pun
tidak benar.
“Sejauh ini kita bergerak, komunikasi kami dengan calon berjalan
baik. Kami melibatkan diri atau dilibatkan. Itu memang dua hal yang berbeda
tapi tujuannya tetap sama,” jelasnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra W
Editor: Harian Momentum