MOMENTUM, Bandarlampung-- Status zona merah penyebaran corona virus disease (Covid-19) di Kota Bandarlampung tidak membuat masyarakat takut.
Terbukti, hampir seluruh tempat hiburan malam (night club) di kota ini disesaki pengunjung pada Sabtu (22-11-2020) malam.
Selain adanya pelanggaran protokol kesehatan (Prokes) tentang menjaga jarak (physical distancing), banyak juga pengunjung yang tidak memakai masker.
Parahnya lagi, pengelola klub malam terkesan membiarkan adanya pelanggaran tersebut. Mereka berdalih takut pengunjung tersinggung dan pergi.
Setidaknya hal itu yang disaksikan harianmomentum.com saat mengunjungi sejumlah klub malam di Kota Tapis Berseri pada Sabtu hingga Minggu dinihari (21-22 November 2020).
Sekitar pukul 23.30 WIB, wartawan tiba di parkiran Cafe Nudi, di Jalan Gatot Subroto nomor 16 Pahoman.
Dari luar, dentuman suara musik sudah mulai terdengar dari Cafe yang menyediakan minuman alkohol itu.
Saat masuk, petugas mengecek suhu tubuh wartawan menggunakan thermo gun digital. Lalu dianjurkan mencuci tangan di tempat yang sudah disiapkan. Sampai di sini prokes sudah berjalan baik.
Namun, setelah sampai di dalam, hampir seluruh tempat duduk penuh terisi. Bahkan bangku yang terdapat tanda silangnya juga ditempati pengunjung. Hampir tak ada jarak antar pengunjung.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Nico selaku Manajemen Nudi Cafe tidak menampik adanya pelanggaran jaga jarak tersebut.
Dia mengaku bingung untuk tegas kepada pengunjung. “Serba salah. Kalau kita tegas nanti pengunjung tersinggung dan enggan datang lagi,” katanya.
Menurut dia manajemen sudah sering menegur pengunjung tapi setelahnya duduk tetap berdekatan lagi.
“Mungkin berbeda jika tim Satgas Covid-19 yang memberikan arahan langsung kepada tamu, kalau dari kami yang melakukan teguran itu susah," kilahnya.
Dia menyebut dari 100 persen pengunjung hanya 20 persen yang tetap mematuhi hal tersebut.
"Kami tetap menerapkan protokol kesehatan serta mengimbau pengunjung. Bahkan telah membuat sertifikasi CHSE (Cleanliness atau Kebersihan, Health atau Kesehatan, Safety atau Keamanan dan Environment atau Ramah lingkungan) di kementerian," kata Nico saat dikonfirmasi di Nudi Cafe .
Setelah meninggalkan Nudi Cafe, sekitar pukul 00.10, Minggu dini hari (22-11), wartawan menuju Southbank yang berada di Jalan Gatot Subroto nomor 104, Kelurahan Pecohraya, Kecamatan Telukbetung Selatan.
Club malam yang beroperasi hingga pukul 03.00 dini hari itu tampak dipenuh pengunjung.
Hal itu terlihat dari tumpukan mobil yang terparkir hingga tepi Jalan Gatot Subroto.
Sayang, Supervisor Southbank Tomy Yordan tidak memperbolehkan wartawan masuk ke dalam.
Dia mengklaim, club malam itu telah menerapkan protokol kesehatan bagi para pengunjung yang akan masuk tempat tersebut.
“Dari awal kami telah menerapkan sebaik mungkin seperti menyediakan tempat cuci tangan dan menyediakan tiga handsanitizer di pintu masuk serta mewajibkan para pengunjung menggunakan masker,” katanya.
Kemudian melakukan pengecekan suhu tubuh. Tetapi di dalam, pada saat pengunjung sedang makan dan minum otomatis membuka masker. Namun setelah itu pihak keamanan kami berkeliling guna mengimbau para pengunjung untuk menggunakan masker kembali, kemudian pihak keamanan itu juga menawarkan penggunaan handsanitizer kepada pengunjung," klaim Tomy.
Selain itu, di tengah merebaknya pandemi, Southbank juga telah menerapkan pembatasan pengunjung guna menerapkan physical distancing di dalam club malam itu.
"Untuk saat ini peraturannya di Southbank, kami memangkas jumlah pengunjung dari ketersediaan tempat yang ada. Kalau sebelumnya Southbak dapat menampung sekitar 500 orang. Namun saat ini hanya 250 hingga 300 orang, jadi jaraknya tidak rapat," kilahnya.
Meski demikian, wartawan tetap dilarang masuk. Hanya diperbolehkan mengambil gambar dari luar saja. "Ambil fotonya dari sini ya," ujarnya.
Kemudian, sekitar pukul 00.30 WIB, wartawan mencoba memantau penerapan protokol kesehatan di Cafe Unsilent yang terletak di Jalan Pangeran Antasari nomor 93, Kelurahan Tanjungbaru, Kecamatan Kedamaian.
Sayang, cafe tersebut rupayanya telah tutup sekitar pukul 00.00 WIB. "Sudah tutup mas jam 12 tadi," ujar seorang juru parkir yang ditemui di halaman parkir.
Sementara, pemandangan berbeda nampak di seberang Cafe Unsilent. Pengunjung Club Malam Mixology tampak penuh sesak di halaman parkir hingga membeludak sampai ke jalan.
Nampak para remaja memenuhi sekitar kawasan club malam tersebut. Kemudian tidak sedikit para remaja itu hingga nongkrong di trotoar tengah Jalan Pangeran Antasari karena tidak dapat masuk ke dalam.
Sedangkan, kendaraan pengunjung yang terparkir mengular hingga sekitar 300 meter di tepi jalan protokol itu, bahkan hingga seberang club malam tersebut.
Pemandangan itu, membuktikan bahwa banyak pengunjung yang datang ke Mixology pada malam akhir pekan. Sedangkan, situasi saat ini sedang merebak pandemi yang mewajibkan setiap orang untuk menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker serta menjaga jarak.
Setelah dari Mixology, sekitar pukul 01.50 WIB, wartawan mencoba mengunjungi Cafe Marley's yang terletak di Kelurahan Tanjunggading. Namun sesampainya di lokasi, tempat nongkrong itu pun sudah tutup.
Sementara, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandarlampung Ahmad Nurizki saat dikonfirmasi tidak merespon. Pesan whatsapp yang dikirmkan ke nomor 0895-6402-3XXXX tidak dijawab. (**)
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Andi Panjaitan
Editor: Harian Momentum