Harianmomentum--Terduga
teroris berinisial SM alias Abu Ridho yang ditangkap di Kabupaten Bekasi, Jawa
Barat, diduga terlibat dalam beberapa aksi teror di Indonesia. Salah satunya
sebagai penyandang dana untuk aksi bom Thamrin, tahun 2016.
"Keterlibatan SM, mendanai bom Thamrin pada awal
tahun 2016 yang lalu," ungkap Kabag Penum Humas Polri Komisaris Besar
Martinus Sitompul dikutip RMOL.co , Jumat (24/3).
Selain itu, SM juga diduga ikut ambil bagian dalam mengoneksikan kelompok
jaringan Indonesia dan Filipina Selatan.
Bahkan, menurut Martinus SM dan beberapa rekannya diketahui sempat berdomisili
dan berlatih oleh kelompok teroris Filipina Selatan.
Secara tidak langsung, hubungan baik yang terjalin sejak
lama itu, membuat proses transaksi jual beli senjata api (senpi), dapat
dilakukan dengan mudah.
"SM memiliki koneksi langsung dengan kelompok teroris Filipina Selatan.
Kemudian membeli dua senjata yang kita ketahui dipakai saat bom Thamrin. Dibeli
oleh saudara SM dan NK di Filipina. Ada beberapa senjata lain yang dibeli.
Masih kita dalami," terang Martinus.
Kepada penyidik, SM mengaku kerap bolak balik Indonesia-Filipina, atas perintah
terpidana mati kasus terorisme yang bernama Rois.
Selain membeli senpi, SM juga mengaku membangun jaringan
dengan Anshor Daulah Filipina pimpinan Hapilon Isnilon.
Dari hasil bolak-baliknya sebanyak tujuh kali, SM telah membeli 17 pucuk senpi
jenis M16 dan sepucuk M14. Untuk transaksinya, dilakukan di Nunukan, Kalimantan
Utara oleh NK dan Andi Baso. Berdasarkan distribusi senpi tersebut dua pucuk
diserahkan untuk aksi teror Thamrin.
Selain SM, terduga teroris, BEP, yang ditangkap di Ciputat, Tangerang Selatan,
juga turut serta dalam pelatihan militer bersama kelompok teror di Filipina
Selatan.
Seperti diketahui, selain SM dan BEP, polisi juga telah mengamankan AJ dan M di
Pandeglang, Banten.
Sedangkan, empat terduga teroris lainnya NK, AS, IP dan
AM, ditangkap di Jalan Lingkar Selatan (JLS), Kepuh, Ciwandan, Cilegon, Banten.
Dari total delapan terduga teroris, NK tewas diujung
timas panas karena berupaya melawan saat hendak diamankan.(Red)
Editor: Momentum