MOMENTUM,
Bandarlampung--Wartawan punya tugas mulia untuk turut serta memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui karya jurnalistik
berkualitas.
Begitulah
kalimat pembuka yang disampaikan Ikhsyat Syukur, penggagas Sekolah Ilmuwan
Minangkabau dalam Pelatihan Jurnalistik Peserta Program
Fellowship Jurnalisme Pendidikan angkatan kedua, Senin (31-5-2021).
Kegiatan
bertajuk Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) yang diikuti para jurnalis lintas
provinsi tersebut digelar secara virtual.
Ikhsyat Syukur
yang juga pengamat pendidikan tersebut menyatakan bahwa mencerdaskan kehidupan
bangsa merupakan amanat Undang-undang 1945.
“Bahkan di
banyak negara, media dipercaya sebagai pilar keempat demokrasi,” kata Ikhsyat.
Dia pun
menyadur kalimat yang sempat diutarakan Presiden ke-3 Amerika Serikat, Thomas
Jefferson: lebih baik memiliki pers tanpa pemerintah, daripada memiliki
pemerintah tanpa pers.
Melalui penuturannya
tersebut, Ikhsyat Syukur menggambarkan betapa pentingnya tugas seorang
wartawan.
Karenanya, dia
mengajak segenap wartawan yang ikut dalam program Fellowship
Jurnalisme Pendidikan untuk ikut andil dalam tugas mulia: mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Terlebih,
menurut Ikhsyat, pandemi covid-19 yang melanda seantero dunia menyebabkan
kemunduran dalam berbagai aspek, khususnya dunia pendidikan. Termasuk di Indonesia.
Dia pun berharap, kabar baik yang dihembuskan oleh Kementeria Pendidikan, yang akan kembali menggelar sekolah tatap muka pada bulan mendatang benar-benar terwujud.
Para wartawan lintas provinsi saat mengikuti pelatihan jurnalisme pendidikan angkatan secara virtual.
Dalam kesempatan yang sama, Ikhsyat juga mendorong segenap wartawan untuk terus menuntut ilmu, melanjutkan studi pendidikannya.
“Sekarang sudah
banyak beasiswa untuk kuliah, baik di dalam maupun luar negeri. Tinggal kita
berusaha, agar layak mendapatkannya,” seru pria yang sejak kecil sudah gemar
membaca koran itu.
Ikhsyat juga
berharap, para jurnalis muda yang tergabung dalam GWPP
kelak bisa kuliah (S2-23) di luar negeri melalui program beasiswa.
“Selain untuk dosen atau pengajar,
program beasiswa luar negeri ini banyak diperuntukkan bagi jurnalis,” jelasnya.
Menurut Ikhsyat,
ada kebanggaan tersendiri bagi anak bangsa yang bisa mengenyam pendidikan di
luar negeri melalui jalur beasiswa.
Apalagi dia
seorang jurnalis, yang memang punya tugas turut serta mencerdaskan kehidupan
bangsa.(**)
Laporan/Editor:
Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum