MOMENTUM, Pringsewu--Salamun, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pringsewu meraih gelar Doktor dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam.
Raihan itu diperoleh setelah Samaun dinyatakan lulus ujian disertasi dengan predikat sangat memuaskan, di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung secara daring, Senin (31-5-2021).
Penelitian yang diangkat oleh Salamun yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten Tanggamus dua periode itu mengenai promovendus dalam disertasinya tentang "Kepemimpinan Profetik dan Kepemimpinan Demokratik Pancasila dalam Perspektif Islam".
Sedangkan tim penguji diketuai oleh Rektor UIN Raden Intan Prof. Dr. H. Moh Mukri, M.Ag, Sekretaris Dr. Koderi, M.Pd., Penguji 1 : Prof. Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd., Penguji 2 (Promotor) : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd., Penguji 3 (Co-Promotor 1) : Prof. Dr. H. Achmad Asrori, M.A., Penguji 4 (Co-Promotor 2) : Dr. Hj. Erlina, M.Ag, dan Penguji 5 : Dr. H. Jamal Fakhri M.Ag.
Salamun yang juga Ketua Program Studi S1 Manajemen Pendidikan Islam STIT Pringsewu itu mengangkat penelitian tentang Kepemimpinan Profetik dan Kepemimpinan Demokratik Pancasila dalam Perspektif Islam, karena ingin menggali konsep kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di Lembaga Pendidikan Madrasah.
Menurut dia, kepemimpinan profetik dalam perspektif Islam di lembaga pendidikan madrasah menerapkan konsep prophetic leadership dalam kepemimpinannya dengan menekankan pada keempat sifat-sifat Nabi yakni Siddiq, Amanah, Tabligh dan Fathanah.
Dia mengatakan Kepemimpinan Demokratik Pancasila dalam perspektif Islam di lembaga pendidikan madrasah harus dilakukan dengan dua fungsi kepemimpinan, yaitu manajer dan koordinator. "Segi nilai-nilai kebenaran dan keyakinan dalam menjalankan kepemimpinan dalam sebuah organisasi," katanya.
Sedangkan Kepemimpinan Demokratik Pancasila dalam perspektif Islam ialah kepemimpinan yang dibangun dan dipraktikkan berdasarkan hikmat atau kebijaksanaan.
"Hikmat itu ilmu kenabian dan kesempurnaan ilmu yang dapat memahami Al-Quran dan Sunnah secara mendalam sehingga dapat membedakan yang haq dan yang bathil, dengan demikian berarti sebangun dengan makna profetik (kenabian) itu sendiri," kata dia.
Salamun menuturkan, kepemimpinan demokratik pancasila yang berlandaskan kepada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan hikmah serta menjunjung tinggi keadilan ialah merupakan sintesa dari kepemimpinan profetik dengan kepemimpinan demokratik (liberal).
Salamun melanjutkan, penelitiannya kemudian disebut sebagai model kepemimpinan demokratik berketuhanan (Godly Democratic Leadership) sangat tepat (kompatibel) untuk diterapkan pada kepemimpinan kepala madrasah.
“Peneliti berkesimpulan bahwa, Kepemimpinan demokratik yang berketuhanan merupakan sintesa kepemimpinan profetik demokratik liberal," imbuh Salamun.(**)
Laporan: Sulistyo
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum