MOMENTUM, Bandarlampung--Setelah lebih dari satu tahun
menggelar pembelajaran secara online, akhirnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Disdikbud) Provinsi Lampung menyampaikan kabar bahwa pembelajaran tatap muka
sudah bisa dilaksanakan, mulai tahun ajaran baru pada Juli 2021.
Banyak pihak menyambut kabar baik tersebut, mulai dari kepala
sekolah, wali murid, hingga para siswa.
Bahkan, beberapa Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota
Bandarlampung menyatakan bahwa sarana penunjang terkait
protokoler kesehatan (prokes), serta metode pembelajaran di era new normal pun
telah disiapkan.
Kepala Sekolah SMAN 2 Kota Bandarlampung Hendra Putra
mengaku telah mendapat informasi dari Disdikbud Provinsi Lampung perihal
pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan sejak tahun ajaran baru, 12 Juli
mendatang
“Karena sudah beberapa kali diundur pelaksanaan tatap muka,
maka kalau SMAN 2 Insya Allah siap, kapan pun diintruksikan kami siap,” kata
Hendra saat diwawancarai harianmomentum.com, Rabu (23-6-2021).
Menurut dia, kesiapan yang meliputi sarana penunjang
pembelajaran tatap muka, khususnya yang terkait dengan pencegahan covid-19 di
lingkungan sekolah telah siap sejak beberapa bulan lalu.
“Dulu kan sempat mau dibuka (pembelajaran tatap muka) di
Januari, tapi tidak jadi. Terakhir dijanjikan bulan April, ternyata belum. Tapi
prokes (protokoler kesehatan) kita sudah siap semua,” jelasnya.
Sarana penunjang terlaksananya prokes tersebut diantaranya
tempat cuci tangan, berikut sabun yang telah tersedia di setiap depan kelas,
termasuk di tempat-tempat strategis lainnya.
“Kemudian untuk thermo gun kita punya manual dan otomatis.
Cadangan masker juga kita sudah siapkan untuk siswa. Jadi semuanya sudah
dipersiapkan,” sebutnya.
Selain itu, pihaknya juga telah mempersiapkan metode
pembelajaran ketika sekolah tatap muka dimulai. Diantaranya mengatur jadwal
masuk kelas secara bergantian. Sehingga kapasitas kelas bisa dibagi dua.
“Kalaupun tatap muka, pasti tetap tidak normal. Kemungkinan
dibagi dua tahapan, secara gantian masuknya. Kalau dibagi dua kita sudah siap,”
jelasnya.
Hendra mengakui, banyak siswa dan siswi di SMAN setempat
yang sangat menginginkan agar pembelajaran tatap muka kembali digelar.
Dia berharap, dengan kembali diadakannya tatap muka, para
siswa bisa lebih bersemangat dalam proses belajar.
“Kita sudah menyiapkan juga metode pembelajaran agar
efektif. Baik pembelajaran secara tatap mukanya, maupun modul pembelajaran
online,” tuturnya.
Untuk para guru, tegas Hendra, telah siap untuk mengajar
tatap muka di era new normal. “Kalau guru tidak ada masalah, karena setiap hari
guru tetap masuk ke sekolah. Hanya siswanya yang tidak ke sekolah,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Hendra, guru dan karyawan di SMAN
setempat sudah menjalani vaksinasi tahap kedua. “Inikan menjadi salah satu
syarat juga untuk bisa melakukan pembelajaran tatap muka,” ujarnya.
Untuk mengawal agar penerapan prokes berjalan sesuai aturan,
telah dibentuk gugus tugas pengendalian covid-19 di lingkungan SMAN setempat.
“Kita sudah punya gugus tugas untuk pengendalian, sudah ada
timnya, memang sudah ditugaskan. Kami juga sudah sepakat, seluruh guru, wali
kelas dan BK akan menjadi pengawas semua,” terangnya.
Hendra mengimbau seluruh wali murid, dan peserta didik untuk
selalu menjaga diri dengan senantiasa menerapkan prokes 5M: memakai masker,
mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi
mobilitas.
“Itulah tugas kita bersama, kawan media juga punya tugas
menginfokan supaya masyarakat tidak lalai dalam prokes ini terutama yang 5M,”
harapnya.
Ketika waktu pembelajaran tatap muka akan segera dimulai,
pihak SMAN 2 juga akan menyampaikan surat pada wali murid. Sebagai informasi
bahwa pembelajaran tatap muka akan segera dimulai, termasuk imbauan agar
sama-sama mengingatkan siswa untuk taat prokes.
“Kami juga pasti ada tahapannya, melalui pembinaan melalui
imbauan termasuk guru yang masuk ke kelas pasti memberi motivasi pada siswa
agar selalu menerapkan prokes,” terangnya.
Hal senada juga sempat dikatakan Kepala Sekolah SMAN 1 Kota
Bandarlampung Ngimron Rosadi. Dia menegaskan bahwa SMAN 1 telah siap menggelar
pembelajaran tatap muka, kapan pun juga.
“Kita sudah siap. Sarana-prasarana penunjang penerapan
prokes sudah lengkap semua, seperti tempat cuci tangan, thermo gun, sudah
lengkap,” kata dia, belum lama ini.
Meski pembelajaran tatap muka, menurut Ngimron, situasinya
tentu tidak sama seperti sebelum covid-19 melanda.
“Pasti ada bedanya. Tentunya tidak setiap hari siswa datang ke sekolah, akan selingi juga,” terangnya.
Terpisah, Ketua MKKS Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bandarlampung, M Badrun, menyatakan siap menggelar pembelajaran tatap muka. Dia pun menyambut kabar telah diperbolehkannya sekolah tatap muka mulai tahun ajaran baru.
"Untuk SMP di Bandar Lampung kalau diperbolehkan Wali Kota Insya Allah sudah siap," ujarnya.
Dia menjelaskan, sekolah menyiapkan sejumlah mekanisme untuk pembelajaran di sekolah. Semua warga sekolah wajib menggunakan masker selama berada di lingkungan sekolah.
Pembelajaran akan dilakukan secara terbatas dengan kapasitas kelas maksimal 50 persen. Kemudian, kegiatan pembelajaran yang bersifat kelompok juga belum diperbolehkan.
"Pembelajaran kemungkinan dilakukan dengan sistem sift," kata Kepala SMPN 2 Bandarlampung itu.
Dia menambahkan, sekolah juga wajib menyiapkan fasilitas protokol kesehatan bagi warga sekolah. Hal itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan khususnya para siswa.
Sementara, Lukman, salah satu wali murid di SMAN 10
Bandarlampung mengaku bahagia dengan adanya kabar tersebut.
“Alhamdulillah kalau sudah bisa tatap muka. Kasihan
anak-anak, sudah lama tidak datang ke sekolah. Dengan begini, semoga mereka
bisa lebih bersemangat,” kata dia.
Menurut Lukman, ada beberapa kelemahan sekolah virtual yang
selama ini dirasakannya. “Kadang saya bingung, kapan anak-anak belajar, kapan
main game. Karena sama-sama pegang telepon genggam,” ucapnya.
Sedangkan, Ica, salah satu siswi di SMAN 5 Bandarlampung
mengaku senang jika bisa kembali belajar tatap muka di sekolah.
“Kangen juga belajar di kelas. Bosen sudah setahun online
terus,” ucap siswi berhijab itu.
Lebih lanjut siswi yang bermukim di Perumahan Bukit Emas, Kecamatan Sukabumi itu berharap belajar tatap muka bisa terus dilakukan. “Semoga gak kembali ke daering lagi. Enak langsung di kelas, lebih enak,” ucapnya.
Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Sulpakar
Pesan Kepala
Disdikbud Lampung
Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Sulpakar menyatakan bahwa
seluruh sekolah di Provinsi Lampung pada tahun ajaran baru 2021 wajib melaksanakan
pembelajaran tatap muka atau PTM.
Kebijakan itu, mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) Nomor 14 Tahun 2021.
Dalam kebijakan itu disebutkan, sekolah wajib melaksanakan
PTM dengan ketentuan berada di kabupaten/kota yang tidak masuk zona merah
pandemi Covid-19.
"Mengacu pada Instruksi Mendagri, semua kabupaten/kota
yang tidak zona merah Covid-19, wajib melaksanakan PTM," jelas Sulpakar
saat diwawancarai di Bandarlampung, Selasa (22-6).
Kabupaten/kota yang berzona merah atau beresiko tinggi
penyebaran covid-19 dilarang melaksanakan PTM. "Jadi hanya berlaku bagi
kabupaten/kota yang berzona hijau, kuning dan oranye," sebutnya.
Sebelumnya kebijakan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran
tatap muka, kata dia, berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri
pada akhir 2020.
"Kalau dulu berdasarkan SKB empat menteri itu.
Pembelajaran tatap muka ditentukan zona di tingkat kecamatan dan desa. Tapi
sekarang, penentuan zonanya berdasarkan kabupaten/kota," jelasnya.
Pembelajaran tatap muka dilaksanakan sejak tahun ajaran baru
pada 12 Juli mendatang.
Karena itu, dia pun berencana untuk menyurati kabupaten/kota
yang di luar zona merah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Bahkan, saat ini tim dari Disdikbud Lampung masih
memverifikasi dan meninjau kesiapan pelaksanaan PTM di kabupaten/kota.
"Hari ini tim kita sedang ke lapangan untuk
memverifikasi sekolah-sekolah yang akan melaksanakan belajar tatap muka,"
jelasnya.
Meski demikian, bagi orangtua yang belum berkenan anaknya
mengikuti pembelajaran tatap muka akan tetap difasilitasi secara online.
"Jadi, tahun ajaran baru itu ada dua metode, PTM dan
PJJ (pembelajaran jarak jauh). Kalau ada orangtua yang belum mengizinkan, maka
anaknya dilayani secara online," terangnya.
Selain itu, dia menegaskan, pelaksanaan sekolah tatap muka
juga harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Diketahui, berdasarkan pemetaan wilayah resiko penyebaran
covid-19 di Lampung, hingga saat ini, hanya Kota Metro yang berada di zona
merah. Sedangkan Waykanan zona kuning, sisanya 13 kabupaten/kota berada di zona
oranye.
Sebelumnya, Pemprov Lampung akan menggelar simulasi
pembelajaran tatap muka (PTM) sesuai dengan standar opersional prosedur (SOP)
pencegahan covid-19.
"Dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan
melakukan simulasi di tingkat sekolah PTM. Jadi bagaimana masing-masing punya
kewenangan dan kewajiban baik itu kepala sekolah, dewan guru, siswa, serta
komite dan orang tua," kata Sulpakar, Senin (12-4).
Simulasi dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ditetapkan.
Mulai dari keberangkayan anak-anak ke sekolah, penerapan protokol kesehatan
seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengecek suhu dan tidak
boleh meminta makanan atau meminjam alat tulis.
"Semua akses umum seperti taman baca, perpustakaan,
sarana olahraga kita tutup sementara. Sehingga PTM ini berjalan baik dan tidak
menimbulkan kluster baru," terangnya.
Simulasi dilakukan serentak di kabupaten/kota. "Karena kita sudah bagi tim setiap kabupaten/kota untuk bertanggung jawab di satuan pendidikan yang menjadi tugas dan kewenangan masing-masing," terangnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum