MOMENTUM, Bandarlampung--Gubernur Arinal Djunaidi berharap program Kartu Petani Berjaya dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan bisa saling terintegrasi.
Terlebih, diharapkan program itu bisa menjadi solusi bagi petani untuk mendapatkan bantuan permodalan dalam mendukung ekonomi kerakyatan.
"Ketika rakyat butuh pertolongan, negara hadir dan mempercayakan pada BUMN. Saya yang tanggungjawab sepanjang dia menggunakan KPB," kata Arinal saat di Kantor Wilayah BRI Lampung, Selasa (9-11-2021).
Karena itu, perbankan diharapkan dapat turut mensukseskan implementasi program tersebut. "Saya berharap integrasi program KUR dan KPB dapat menjadi solusi kebutuhan modal," jelasnya.
Gubernur menyebutkan, pertanian menjadi salah satu sektor unggulan di Provinsi Lampung.
Sementara, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiharto Setyawan menyatakan siap membantu petani melalui realisasi KUR.
Apalagi, tingkat pengembalian KUR Lampung mencapai hampir 100 persen. "Jadi tidak ada alasan bagi perbankan untuk tidak mendukung program pak gubernur," ujarnya.
Dilain sisi, Pimpinan Wilayah BRI Lampung Hari Purnomo mengatakan, KUR merupakan program stimulus dari pemerintah pusat.
"Jadi kita misinya sama, yaitu mengusung peningkatan ekonomi kerakyatan dan pemulihan ekonomi nasional," kata Hari beberapa waktu lalu.
Untuk itu, perbankan bertugas mengakselerasi penyaluran KUR agar tepat sasaran, tepat waktu dan tepat dosis.
"Sehingga KUR ini benar-benar menjadi stimulus untuk pertumbuhan ekonomi. Karena pandemi covid-19 ini menyerang berbagai sendi," terangnya.
Dia menjelaskan, fungsi KUR yakni meningkatkan pemulihan ekonomi di level bawah itu.
"Pertama meningkatkan daya beli. Kedua meningkatkan produksi. Ketiga memperlancar proses distribusi. Keempat adalah bagaimana proses alur keuangan lebih efisien," sebutnya.
Karena itu, dia menyebutkan, bagi petani yang ingin mengajukan KUR bisa ke perbankan.
"Syaratnya mereka mempunyai kegiatan yang produktif. Untuk Yang lainnya seperti KTP keterangan usaha itukan melekat," sebutnya. (**)
Laporan/Editor: Agung DW
Editor: Harian Momentum