MOMENTUM, Bandarlampung--Capaian vaksinasi corona virus disease 2019 (covid-19) dosis pertama di Kota Bandarlampung nyaris mencapai seratus persen.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung, vaksinasi dosis pertama telah mencapai 856.776 jiwa atau 97,89 persen.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Kota Bandarlampung Ahmad Nurizki mengatakan, pemkot setempat sedang berupaya mengejar capaian target tersebut.
"Kalau dosis pertama, dari 856.776 itu, kurang sekitar 8.500. Sehingga target vaksinasi sekitar 865.276," kata Nurizki kepada harianmomentum.com, Senin (14-2-2022).
Menurut dia, upaya yang telah dilakukan Pemkot Bandarlampung guna mengejar target itu, berupa vaksinasi door to door alias pintu ke pintu hingga membuka gerai penyuntikan di pusat keramaian.
"Seperti di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Bahkan sampai meminta bantuan vaksinasi dari unsur TNI-Polri," jelasnya.
Kemudian, seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskemas) yang ada di Kota Bandarlampung telah melayani vaksinasi bagi masyarakat umum.
"Kita sudah membuka layanan gerai vaksinasi di setiap puskesmas, baik dosis satu hingga tiga. Tinggal kesadaran masyarakat saja untuk vaksinasi," terangnya.
Sedangkan, guna mencapai target, Pemkot Bandarlampung dalam waktu dekat akan mengejar capaian vaksinasi tersebut.
"Kita konfirmasi lurah dan camat, terkait masyarakat yang belum vaksin akan didata. Tujuannya agar mencapai target vaksinasi," harapnya.
Selain itu, untuk capaian vaksinasi dosis kedua di Kota Bandarlampung, telah mencapai 704.543 jiwa. "Sedangkan dosis ketiga, sudah tiga 48.568 jiwa yang divaksin," ujarnya.
Meski demikian, Nurizki mengimbau, walaupun capaian vaksinasi Kota Bandarlampung cukup tinggi, masyarakat tetap tidak boleh abai terhadap penerapan protokol kesehatan (prokes).
"Tetap terapkan prokes. Pakai masker dan jaga jarak serta hindari keramaian. Meskipun sudah vaksin, prokes tetap diterapkan," imbaunya.
Sementara, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Lampung dr Boy Zaghlul Zaini menambahkan, jika ingin mencapai target vaksinasi, pemerintah juga harus fokus pada sosialisasi terhadap masyarakat.
"Karena, adanya masyarakat yang belum divaksin, akibat minimnya pengetahuan tentang vaksinasi. Sehingga harus lebih ekstra sosialisasinya," kata dr Boy.
Selain itu, masih ada masyarakat yang berpendapat bahwa vaksinasi memiliki dampak negatif bagi tubuh. Akibat banyaknya informasi hoax.
"Masih banyak masyarakat yang takut vaksin, karena informasi hoax kalau abis vaksin bisa berdampak negatif. Karena itu pemerintah harus sosialisasi lagi, bahwa hal itu tidak benar," imbaunya.
Kemudian, adanya pendapat yang beredar di kalangan masyarakat bahwa sudah divaksinasi tetap dapat terpapar covid-19.
"Padahal, walaupun terpapar, tapi tidak separah oarang yang belum divaksin, karena orang yang sudah vaksin, imun tubuhnya sudah terbentuk. Meskipun terpapar tidak terlalu lama," jelasnya. (**)