MOMENTUM, Bandarlampung--Satreskrim Polresta Bandarlampung berhasil identifikasi ciri-ciri pelaku penipuan yang sempat viral di sosial media (sosmed) pada Jumat (29-7-2022).
Kasatreskrim Polresta Bandarlampung Kompol Dennis Arya Putra mengatakan, pihaknya sudah mengidentifikasi ciri-ciri terduga pelaku tindak pidana peredaran uang palsu yang membuat seorang bocah berinisial DJ (10) warga Sinar Laut, Telukbetung Timur, penjual keripik keliling di Bandarlampung menjadi korban.
"Penipuan uang palsu pecahan 100 ribu itu benar, ciri-ciri dan lokasi kejadian sudah kita ketahui," ujar Dennis saat dikonfirmasi, Minggu (31-7).
Dennis menuturkan, pihaknya juga sudah meminta keterangan korban yang didampingi oleh ibunya dan dilakukan secara hati-hati, sesuai ketentuan hak-hak anak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
"Kalau dari pengakuan korban terduga pelaku berjumlah satu orang. Selanjutnya, tim akan menganalisis TKP, pemeriksaan saksi-saksi dan identifikasi CCTV sekitar lokasi," kata dia.
Menurut Dennis, pihaknya juga masih mendalami temuan peredaran uang palsu tersebut untuk memastikan modus dan motif pelaku.
"Orangtua harus lebih perhatikan anak-anaknya, banyak anak-anak masih belum mengetahui orang berniat jahat," tuturnya.
Sementara korban DJ mengatakan, kejadian penipuan tersebut terjadi saat dia sedang menjajakan keripik di wilayah Kedaton. Saat itu, datang seorang pria membeli 2 bungkus keripik seharga Rp 30 ribu.
"Saya jalan tapi dia (terduga) manggil, 'dek sini dek sambil duduk diatas motor', sambil tengak-tengok tanya harga (keripik) ini berapaan. Dia langsung keluarin duit 100 ribuan, sambil buru-buru minta kembalian dan langsung pergi," ungkapnya.
Dia pun langsung memberikan kembalian sebanyak Rp 70 ribu dengan uang asli. Namun, setelah pelaku pergi, tak berselang lama, korban curiga uang yang diberikan berbeda dengan umumnya.
"Aku tanya ke warung, iya benar katanya itu uang palsu," ucapnya.
DJ mengaku berjualan keripik keliling atas dasar keinginan sendiri untuk membantu sang ibu membiayai kehidupan sehari-hari lantaran ayahnya sudah tidak ada.(**)
Editor: Agus Setyawan