MOMENTUM, Gedongtataan--Cuaca ekstrem yang terjadi pada Desember 2024 berpotensi memicu angin kencang serta gelombang tinggi di wilayah pesisir pantai. BMKG Provinsi Lampung memperkirakan cuaca ekstrem terjadi hingga awal tahun mendatang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran mengeluarkan imbauan kepada masyarakat, terutama nelayan dan pelaut, untuk lebih waspada.
Kepala Pelaksana BPBD Pesawaran, Sopyan Agani, meminta para nelayan dan pelaut agar memantau secara berkala informasi prakiraan cuaca dari BMKG sebelum memutuskan melaut. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko yang mungkin timbul akibat kondisi laut yang tidak bersahabat.
“Baru-baru ini kita melihat dampak cuaca ekstrem, seperti penundaan penyeberangan di Bakauheni akibat gelombang tinggi. Untuk itu, kami mengimbau para nelayan dan pelaut agar menunda aktivitas melaut jika kondisi tidak memungkinkan,” kata Sopyan, Kamis (5-12-2024).
Menurut dia, wilayah pesisir Kabupaten Pesawaran berpotensi menghadapi dampak gelombang tinggi hingga banjir rob di kawasan pesisir. Karena itu, informasi terkini dari BMKG menjadi acuan penting bagi masyarakat pesisir, khususnya yang menggantungkan hidup dari aktivitas kelautan.
“BMKG terus memberikan rilis terkini terkait prakiraan cuaca. Kami meminta masyarakat untuk menjadikannya rujukan utama sebelum melakukan aktivitas di laut,” tegas Sopyan.
BPBD Pesawaran berharap kerjasama masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah preventif ini dapat meminimalisir dampak buruk dari cuaca ekstrem.
“Kewaspadaan dan kesiapan adalah kunci menghadapi musim hujan dan potensi bencana yang menyertainya,” pungkas Sopyan.
Langkah antisipatif ini diharapkan dapat membantu menjaga keselamatan masyarakat dan mencegah kerugian akibat bencana alam selama musim penghujan.
Diki, warga Desa Hanura Kecamatan Telukpandan menyebut selama bulan Desember ini di kecamatan setempat kerap mengalami hujan lebat disertai angin kencang.
"Musim hujan akhir tahun begini emang langganan, semoga gak sampe ada musibah lah. Kalau cuma banjir kecil, kami sudah biasa, namanya di pesisir," tuturnya. (**)
Editor: Muhammad Furqon