MOMENTUN, Kalianda--Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Selatan, Suhadirin kembali melakukan sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (IPWK), Senin (17-2-2025).
Sosialisasi IPWK yang kedua digelar anggota Fraksi Nasdem tersebut, berlangsung di Kubupanglima Desa Tajimalela Kecamatan Kalianda Lamsel. Sosialisasi juga diikuti warga Tajimalela dan Desa Canggu Kecamatan Kalianda. Dihadiri ratusan warga yang terdiri dari aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh agama setempat.
Menurut anggota Fraksi Nasdem Suhadirin, tiga hal penting yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama saling menghormati keberagaman. “Sesama warga wajib saling menghormati, baik suku, agama, kebudayaan, politik,” kata suhadirin.
Selanjutnya, mengedepankan keadilan, pancasila mengajarkan itu aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial dan politik. "Yang ketiga, ini bisa kita lakukan sebagai pandangan hidup, mengembangkan kebudayaan. Jadi kita dapat melestarikan kebudayaan," katanya.
Dia mencontohkan, melestarikan bahasa Lampung, budaya Lampung, merupakan pengamalan nilai Pancasila. "Melestarikan kebudayaan asli kita itu adalah bagian pandangan hidup berpancasila,“ ujarnya.
Sementara Mirwansyah, mewakili Pemerintah Desa Tajimalela, menyambut baik sosialisasi pembinaan IPWK. Kegiatan ini menjadi pencerahan dan mengingatkan kembali tentang pancasila.
“Ini pernah kita pelajari waktu SD jadi dengan kegiatan hari ini yang tadinya lupa jadi kita isi lagi pencerah-pencerahan lagi tentang pancasila dan lain-lainnya. Jadi nambah wawasan kita mudah-mudahan semakin tertib semakin terjalin masyarakat," kataya.
Mirwan berharap pada warga yang hadir dapat menerapkan isi materi kegiatan ini dalam kehidupan sehari-hari. “Harapan kita, kegiatan seperti ini menambah wawasan masyarakat, terjalin silaturahmi yang baik dan mudah-mudahan ada peningkatan pembangunan dan lain-lain," kata Mirwansah.
Sementara Supana, sebagai pemateri pada sosialisasi IPWK, menyebutkan ideologi pancasila adalah kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan berdasarkan lima sila.
Mantan Kepala SDN 1 Kedaton Kalianda ini menjelaskan fungsi pancasila adalah sebagai ideologi negara yakni menyatukan bangsa indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan dan serta persatuan. Membimbing dan mengarahkan bangsa indonesia dalam mencapai tujuan bernegara.
“Intinya sosialisasi ini , kita untuk melestarikan pancasila pada generasi penerus kita, itu yang paling pokok. Meneruskan apa? Ya dalam pelaksanaan/realisasi. Hari ini, sosialisasinya/pengenalan, sebenarnya memang sudah menyatu, sudah berpancasila.Kadang-kadang kita tidak merasa melaksanakan pancasila,”ungkap Pemateri.
Pancasila juga berfungsi memberi kemauan guna memelihara dan mengembangkan identitas bangsa indonesia.Menerangi serta mewujudkan keadaan, kritis terhadap adanya upaya dalam mewujudkan cita-cita dalam pancasila. Pancasila Sebagai pedoman dalam kehidupan bangsa indonesia upaya menjaga keutuhan dan memperbaiki kehidupan bangsa indonesia.
“Peranan pancasila itu sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, filsafat bangsa, kepribadian bangsa. Peranan pancasila sebagai ideologi nasional. Pancasila juga sebagai sumber dari segala sumber hukum dan pancasila juga berperan sebagai tujuan negara, “jelas Usup.
Wawasan kebangsaan, kata dia, adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera. Hakekat wawasan kebangsaan adalah keutuhan nasional
Asas wawasan kebangsaan terdiri dari kepentingan/tujuan yang sama, solidaritas, keadilan, kerjasama, kejujuran, kesetiaan terhadap kesepakatan.
Makna wawasan kebangsaan, lanjut Usup, mengamanatkan kepada semua warga negara untuk menempatkan persatuan, kesatuan dan kepentingan bangsa diatas kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu sehingga dapat mempertahankan keutuhan NKRI berdasarkan bhineka tunggal ika agar terwujudkan bangsa yang maju, sejahtera serta sejajar bangsa lain. Wawasan kebangsaan harus selalu berlandaskan pancasila, yaitu sebagai ideologi bangsa Indonesia serta berhasil menjalankan misi itu ditengah kehidupan tata negara di dunia.
Nilai-nilai wawasan kebangsaan. Menghargai harkat serta juga martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Mencintai tanah air serta bangsa. Demokrasi serta kedaulatan rakyat. Tekad bersama seluruh warga negara mewujudkan Indonesia yang bebas. Merdeka serta bersatu. Masyarakat yang adil dan makmur serta kesetiakawanan sosial.
“Saya ambil contoh yang ada di Lampung yakni marga legun. Marga legun adalah sebuah potret kelompok adat yang tengah/sedang merawat, menjaga, berkelanjutan budaya yang menjadi identitas kelompok adatnya. Itu masih terasa. Walau tidak lengkap tapi masih ada. Baik itu dalam pergaulan muda-mudi, perkawinan. Kemudian adat istiadat dalam hajatan, itu masih sebagian masih dilestarikan. Itu pun mengikuti dari sila-sila (Pancasila_red) yang ada. Dari rasa persatuan itu, ada istilah Nemui Nyimah yang artinya sikap ramah tamah dan murah hati. Di daerah kita ini menjadi kebanggaan tersendiri. Ada lagi, istilah Nengah Nyappokh maknanya adalah sikap toleran antar sesama dan mudah berbaur dalam masyarakat. Itu salah satu contoh yang kami ambil dari marga legun, ” pungkasnya. (*)
Editor: Muhammad Furqon