Harianmomentum.com--Ketua DPRD Provinsi Lampung Dedi Afrizal curhat soal masa lalu dan beratnya persaingan menjadi seorang politisi.
Hal itu disampaikan Dedi saat menjadi salah satu narasumber saat diskusi soal Pengembangan Kekuatan Pertahanan Negara dalam Poros Maritim Dunia Guna Kepentingan Nasional di Ruang Rapat Utama Pemprov Lampung, Senin (11-3-2019).
Sebelum menjadi politisi, Dedi mengaku pernah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai perawat. Lalu pada 2008, dia mengundurkan diri dari PNS karena mendukung Sjachroedin ZP sebagai Calon Gubernur Lampung.
"Latarbelakang saya ini terus terang mantri (perawat). Tapi 2008 saya mengundurkan diri karena membantu salah satu calon gubernur," kata Dedi.
Pada awalnya pengunduran dirinya ditolak oleh keluarga. "Tapi saya ikhlas, dengan persetujuan keluarga walau awalnya menolak, saya menandatangani surat pengunduran diri," ujarnya.
Kemudian, Dedi pun masuk partai politik pada tahun 2009. "Saya bergabung dengan Pak Sjachroedin juga (PDIP)," tuturnya.
Dia pun dicalonkan PDIP sebagai calon legislatif (caleg) DPRD Provinsi Lampung. "Diajak nyalon di kabupaten sudah tutup, akhirnya ke (DPRD) provinsi dapat nomor urut delapan. Alhamdulillah saya diberi kepercayaan menjadi anggota DPRD," jelasnya.
Dia bercerita soal gagal maju sebagai calon kepala daerah di Tulangbawang pada tahun 2012. "Sebetulnya bukan tidak terpilih, tapi rekomendasinya berubah. Karena ada kekuatan yang memangkas," sebutnya.
Selain itu, Dedi juga sudah pernah disetujui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri untuk menjabat sebagai Wakil Bupati Mesuji yang sedang kosong.
"Sudah disetujui di Istana Batu Tulis oleh Bu Mega, tiga hari berubah lagi," tuturnya.
Atas dasar itu, dia merasa kecewa dan hendak mengundurkan diri dari partai politik dan sebagai anggota DPRD Lampung.
"Saya sudah mau berhenti waktu itu, karena saya pikir di politik itu yang tidak sehatnya begini," ucapnya.
Walau begitu, Sjachroedin pun tetap mendukung Dedi untuk kembali maju sebagai caleg DPRD Lampung. "Pak Sjachroedin bilang kalau saya masih muda, apalagi sebagai sekretaris (DPD PDIP Lampung). Dalam aturan partai itu yang duduk sebagai pimpinan DPRD ketua, sekretaris dan bendahara," terangnya.
Dedi pun meminjam uang sebesar Rp250 juta kepada Sjachroedin untuk kembali maju sebagai caleg DPRD Lampung.
"Saya bilang tidak punya duit lagi, kalau bapak berkenan pinjamkan saya duit Rp250 juta. Itulah modal saya 2014, dan alhamdulillah Allah punya rencana lain. Minta di kabupaten, saya dikasih di (Ketua DPRD) provinsi," ujarnya.
Setelah dua periode di DPRD provinsi, Dedi pun maju sebagai Calon DPR RI. "Kalau tidak terpilih, saya sudah punya rencana lain. Pensiun dari politisi, saya belajar dari ustadz. Saya juga sudah membuat pondok pesantren di Tulangbawang," jelasnya. (adw)
Editor: Harian Momentum