Harianmomentum.com--Kabupaten Tulangbawang mengenalkan potensi lumbung padi dan penggemukan sapi di Kecamatan Rawapitu dalam Apkasi Otonomi Expo 2019 yang berlangsung di Convention Centre Senayan Jakarta, Rabu (3-7-2019).

Selain itu, Tulangbawang juga memarkan produk yang dihasilkan usaha kecil menengah (UKM) seperti pengrajin rumahan. Seperti pengerajin madu arrow yang sempat kurang diperhatikan.

Expo dibuka Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto serta dihadiri para pejabat tinggi negara, para duta besar negara sahabat, gubernur, bupati dan ketua DPRD provinsi dan kota Se-Indonesia, serta jajaran pengurus Apkasi.

Acara yang diselenggarakan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia  (Apkasi) setiap tahun ini dibuka dengan menampilkan tarian "Kabupaten Maju, Indonesia Jaya". 

Tarian ini menggambarkan keragaman adat istiadat yang terdapat di Indonesia sekaligus mencerminkan kebahagiaan seluruh masyarakatnya. Tarian ini juga menggambarkan budaya gotong-royong yang merupakan warisan turun temurun yang terdapat di Indonesia. 

Dalam sambutannya, Wiranto mengharapkan otonomi daerah mendorong inovasi sehingga dapat terjadi kompetisi inovasi dan memperkuat kerjasama antarsesama daerah. 

Apkasi Otonomi Expo merupakan ajang berkompetisi kebaikan dari berbagai daerah di Indonesia. Presiden mengharapkan inovasi mengikuti perkembangan zaman terutama penggunaan teknologi informasi dalam memberikan layanan kepada masyarakat.  

Presiden mengharapkan lebih banyak sektor yang dapat meningkatkan usaha di daerah melalui berbagai inovasi sesuai dengan kearifan lokal daerah setempat. Dengan berinovasi daerah dapat saling berkolaborasi dan menginspirasi antar sesama daerah.

Pemerintah Kabupaten Tulangbawang memanfaatkan kesempatan itu untuk mempromosikan potensi daerahnya. Terutama sebagai lumbung padi dan penggemukan sapi di daerah Kecamatan Rawapitu.

Selain lumbung padi dan penggemukan sapi, Bupati Tulangbawang Winarti menyebutkan potensi lain yaitu, industri rumahan seperti produk madu arrow yang sebelumnya kurang perhatian. (rhm).