Korban Bentrok Mesuji: Kami Hanya Pertahankan Hasil Tanaman

img
Korban bentrok di Register 45 Mesuji. Foto. Ist.

Harianmomentum.com--Warga dari kelompok Mekarjaya Abadi mengaku memilih bentrok dengan warga dari kelompok Mesujiraya daripada merelakan hasil buminya diambil.

Hal tersebut diungkapkan salah satu korban bentrok dari kelompok Mekarjaya Abadi Hariyanto yang kini terbaring di RS Bhayangkara, Bandarlampung, Kamis (18-7-2019).

"Sudah sering, mereka (kelompok Mesujiraya) cuma mau enaknya saja. Lahan kosong gak mau ngolah, masak kami yang nanam, hasilnya mau diambil mereka," ujar Harianto.

Harianto mengakui jika lahan yang menjadi tempat usaha taninya di Register 45 bukan milik pribadi melainkan milik negara. "Ya namanya tanah negara (membuat) saya bingung dan serba salah, tapi sana lahan kosong," kata dia.

Dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup, Harianto mengatakan, lahan Register 45 yang masih belukar dibuka dan ditanami oleh warga dari Kelompok Mekarjaya Abadi.

"Ya, adanya lahan milik negara, itu yang kami olah, karena di desa kami gak ada lahan lagi, jadi buruh gajinya berapa cuman habis sehari. Tapi orang Pematang (Mesujiraya) pas sudah ada hasilnya dia datang, ngambil hasil bumi, kayak preman gitu," ungkapnya.

Hariyanto mengatakan penjarahan hasil bumi ini tak bisa dibiarkan. Untuk itu, pihaknya memilih mempertahankan sehingga terjadi bentrok.

Namun Harianto pun tidak bisa menyalahkan secara sepihak kejadian ini, lantaran lahan secara sah dimiliki negara bukan dari dua kelompok tersebut.

"Mungkin kalau dibebasin gak bakal kayak gini, dan kalau suruh milih saya gak mau hidup di daerah konflik, tapi hidup saya sudah tergantung di sana," tandasnya.

Sementara korban lainnya, Saipul yang dirawat di Ruang Gelatik II RS Bhayangkara, mengatakan, mereka hanya membela hasil pertanian yang mereka tanam.

"Memang tanah negara, kami yang olah, tapi yang gitu premannya banyak, minta hasilnya, minta upeti," bebernya.

Saipul pun mengaku jika yang dirawat di RS Bhayangkara dari kelompok Mekarjaya Abadi. Ipul panggilan akrabnya ini mengatakan jika ada sembilan korban yang dirawat di RS Bhayangkara.

"Total sembilan di sini, tapi saya gak tahu siapa saja, dan di ruang mana, sakit," keluhnya sembari merintih kesakitan lantaran jari tengah bagian tengah putus. (iwd).






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos