MOMENTUM,
Bandarlampung--Berdasarkan hasil survei, kader Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar)
menjadi calon terkuat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di Lampung
Selatan (Lamsel).
Keduanya yaitu Plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto (PDIP) dan
Anggota DPRD Lampung daerah pemilihan (dapil) Lamsel Tony Eka Chandra (Golkar).
Hal itu dipaparkan oleh Yuli Harmoko, Koordinator Peneliti
Rakata Institute saat merilis hasil survei jelang Pilkada serentak 2020 di
Provinsi Lampung.
Kegiatan bertempat di DMC Coffee, Jalan Gatot Subroto nomor
73, Garuntang, Telukbetung Selatan Bandarlampung, Kamis (15-8-2019).
"Untuk di Lamsel Plt. Bupati Nanang Ermanto masih jadi
yang terkuat namun masih ada kemungkinan munculnya penantang kuat, salah
satunya politisi senior Partai Golkar Tony Eka Chandra," kata Yuli
Harmoko.
Menurut dia, dari hasil survei yang dilaksanakan selama
lima hari di Lamsel didapatkan data bahwa 62,20 persen masyarakat setempat
merasa puas dengan kinerja Nanang sebagai Plt Bupati Lamsel.
"Sementara 21,1 persen masyarakat menyatakan tidak
puas dan 16,70 persen tidak menjawab," jelasnya.
Selanjutnya 47,2 persen menyatakan tidak menginginkan
bupati baru. “Hanya 29,7 persen masyarakat uang menginginkan bupati baru dan
23,1 persen tidak menjawab.” terangnya.
Soal popularitas bakal calon kepala daerah (kada), selain
Nanang dari PDIP ada beberapa nama yang mencuat, diantaranya kader Nasdem Eki
Setyanto dan Kader Golkar Tony Eka Chandra (TEC).
“Jika Pilkada Kabupaten Lamsel dilakukan saat ini (saat
pengambilan data survei) maka beberapa calon bupati sudah sangat pupuler,
diantaranya popularitas Nanang Ermanto (82,40 persen), Eki Setyanto (50,10 persen),
dan Tony Eka Chandra (43,10 persen),” sebutnya.
Pada urutan selanjutnya yaitu Lesty Putri Utami 40,60
persen, Agus Revolusi 39,00 persen dan Antoni Imam 40,10 persen.
Walau dalam hal popularitas TEC kalah namun dalam hal
elektabilitas dia mampu mengungguli Eki Setyanto.
“Nama Nanang Ermanto paling banyak dipilih (28,10 persen)
disusul Tony Eka Chandra (6,60 persen). Hanya dua kandidat ini yang elektabilitasnya
sudah lebih dari lima persen,” ungkapnya.
Dengan kata lain, jika pilkada dilaksanakan pada saat survei
dilakukan maka Nanang mendapat suara terbanyak. Sedangkan urutan kedua adalah
TEC dari Golkar.
Sementara soal potensi partisipasi masyarakat, menurut
Harmoko, masyarakat Lamsel sudah banyak yang mengetahui kalau di 2020 akan ada
pilkada di daerah setempat.
“Sebanyak 77,50 persen mengetahui akan ada pemilihan
langsung Bupati-Wakil Bupati Lamsel pada September 2020 mendatang. Hal ini menunjukkan
bahwa hanya 22,50 persen publik yang belum mendapatkan sosialisasi pilkada,” jelasnya.
Pada Pilkada di Lamsel partisipasi masyarakat diprediksi
tinggi. Sebab 83,70 persen responden survei berencana akan menggunakan hak
pilih dengan mencoblos pada pelaksanaan Pilkada Lamsel 2020. Sementara
masyarakat yang tidak akan mencoblos sebanyak 6,40 persen.
“Hal ini mengindikasikan partisipasi pemilih di Kabupaten
Lampung Selatan berpotensi tinggi,” ujarnya.
Diakhir pres rilis jelang Pilkada, Harmoko menyimpulkan
analisisnya. Menurut dia, Nanang Ermanto masih menjadi petahana yang kuat saat
ini, didukung dengan popularitas mencapai 80,40 persen dan elektabilitas mencapai
28,10 persen.
“Persentasenya jauh mengungguli tokoh-tokoh lainnya yang
rata-rata memperoleh suara dibawah 10,00 persen,” terangnya.
Walau begitu, sambung dia, masih ada kemungkinan munculnya
calon penantang kuat Nanang Ermanto, mengingat masih lamanya proses tahapan pilkada.
“Ada sosok Tony Eka Chandra, politisi senior Golkar Lampung
di posisi kedua dengan elektabitas 6,60 persen yang berpeluang besar menjadi
kompetitor sang petahana dalam Pilkada Lamsel 2020,” ungkapnya.
Terlebih, kata dia, sampai saat ini para bakal calon belum
banyak bergerak untuk mensosialisasikan diri lebih dalam kepada masyarakat.
“Lagi pula masih tingginya swing voter (kemungkinan merubah
pilihan) yang mencapai 40,40 persen,” ujarnya.
Diberitakan, relawan turun ke lapangan untuk melakukan survei
tersebut pada 1-5 Agustus.
“Selanjutnya pada 6-7 Agustus dilakukan spot cek atau
supervisor yang turun ke lapangan untuk kembali mengecek kebenaran survei para
relawan,” tutur Harmoko.
Dia menyebut ada 1000 responden, 50 persen laki-laki dan 50
persen perempuan, berumur diatas 17 tahun atau dibawah 17 tahun tapi sudah menikah
sehingga punya hak pilih pada Pilkada 2020.
“Penentuan responden dilakukan secara acak atau menggunakan
rundom sampling yang disebar di seluruh kecamatan Lamsel,” bebernya.
Menurut dia responden diklasifikasikan, kecamatan padat
penduduk mendapat responden lebih banyak.
“Seperti di Natar, popolasi penduduknya ada 17,2 persen sehingga
17 persen dari total 1000 responden diambil dari Natar sebagai kecamatan
terpadat di Lamsel,” tuturnya.(acw)
Editor: Harian Momentum