MOMENTUM, Ambarawa--Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pringsewu menggelar Festival Kuda Lumping selama dua hari, 28-29 Agustus 2019.
Festival yang berlangsung di Lapangan Pekon Ambarawa Barat, Kecamatan Ambarawa, ini diikuti 30 grup kuda lumping dari berbagai wilayah di Kabupaten Pringsewu.
Kegiatan tahunan itu ?dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pringsewu Rustiyan mewakili Bupati Sujadi, Rabu (28-8-2019)..
Menurut Rustiyan, kesenian tradisional kuda lumping perlu dipertahankan dan dikembangkan lagi. Sehingga memperkaya atraksi dan destinasi wisata yang dapat menarik wisatawan.
Kesenian Kuda Lumping sebenarnya mengandung banyak falsafah. Seperti para penari atau penunggang kuda bisa mengendalikan kudanya? dengan baik sesuai mengikuti lakon dan narasinya.
Kesenian kuda lumping juga banyak makna se?jarahnya. Bila perlu juga diselipkan berbagai lakon tentang sejarah perjuangan bangsa.
"Untuk itu pihak dinas terkait perlu rutin melakukan pembinaan dengan baik, sebab sebagai aset wisata di Kabupaten Pringsewu. Juga lalukan pembinaan terhadap kesenian tradisional /daerah lainnya," pinta Rustiyan.
Sementara P. Sandi, selaku panitia yang membidangi Kebudayaan pada Disdikbud Pringsewu, menjelaskan, 30 grup kuda lumping peserta festival berasal dari berbagai pekon (desa) tersebar se-Kabupaten Pringsewu.
Setiap grup terdiri atas 15 hingga 20 orang, meliputi penari dan penabuh gamelan. Mereka diberi waktu sekitar 15 menit untuk menunukkan keterampilannya. "Peserta festival tidak boleh mabuk (kesurupan). ?Jika sampai mabuk akan diskualifikasi," jelas Sandi.
Sementara untuk memilih yang terbaik, dihadirkan juri profesional yang terdiri atas budayawan dan tokoh seni serta ahli dalam kesenian tersebut. Penilaiannya meliputi, keserasian seragam dan kekompakan antara penari dengan penabuh gamelan.
Selain untuk memberikan ruang kreasi para seniman, juga untuk melestarikan seni dan budaya tradisional dan mencari bibit-bibit kesenian Kuda Lumping. (lis).
Editor: Harian Momentum