MOMENTUM, Bandarlampung--Mahasiswa Sistem Komputer Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya Irfan Herdiansyah menciptakan alat bernama early warning system atau sistem peringatan dini untuk bencana alam banjir dan tanah longsor.
Sistem yang dibuat merupakan hasil karya dari penelitian skripsinya yang berjudul Implementasi Peringatan Dini Bencana Banjir dan Tanah Longsor berbasis arduino yang dilakukan selama empat bulan. Pembuatan alat didasari atas keluh kesah warga Gedongtataan ketika dia menjalani Praktik Kerja Pengabdian Masyarakat (PKPM).
“Yang mendasari buat alat itu karena cerita saya dulu saat PKPM. Ada warga sekitar yang rumahnya berada di pinggiran aliran sungai yang bertanya sama saya untuk menanggulangi banjir di sekitar daerah tersebut (Gedongtataan),” tuturnya.
Fitur utama alat peringatan dini dan tanah longsor yang dibuat, kata Irfan, terletak pada pemakaian GSM (Global System for Mobile Communication) shield.
“GSM shield digunakan untuk mengirimkan notifikasi berupa SMS yang berisi informasi ketinggian air dan status tanda bahaya yaitu siaga, waspada dan awas. Selain itu juga ditambahkan sirine yang akan berbunyi sebagai tanda peringatan kepada warga sekitar, bahwa air telah mencapai batas tertentu sesuai dengan status tanda bahayanya," bebernya.
Begitu juga dengan pergerakan tanah yang berada di daerah aliran sungai yang mengalami pergeseran. Sistem akan mengirimkan pesan sms yang terkirim ke nomor tujuan yang telah disetting sebelumnya.
Irfan menerangkan untuk penerima pesan, khususnya adalah Kepala desa dan beberapa perangkat desa. "Tidak hanya sebatas itu, sistem ini juga dapat mengirim pesan secara broadcast ke banyak nomor tujuan,” tuturnya.
Sementara, Ketua Jurusan Sistem Komputer dan Teknik Komputer IIB Darmajaya, Bayu Nugroho mengatakan, alat yang dibuat oleh mahasiswa S1 Sistem Komputer ini merupakan implementasi Smart System yang merupakan salah satu konsentrasi peminatan di Jurusan Sistem Komputer.
“Pembuatan alat yang dilakukan oleh Irfan sangat bermanfaat untuk daerah rawan bencana khususnya sebagai pencegahan dini dalam antisipasi bencana alam banjir dan tanah longsor,” ungkapnya.
Bayu —biasa dia disapa— menerangkan peran dosen pembimbing dalam pembuatan alat sangat dibutuhkan. "Untuk memberikan arahan kepada mahasiswa dan memastikan skripsi yang dibuat siap diujikan dan berkualitas,” tuturnya.
Dia berharap mahasiswa lainnya juga dapat menciptakan alat yang bermanfaat untuk lingkungan dan bagi orang banyak.
“Dalam Era Revolusi Industri 4.0 mahasiswa tidak hanya dapat memberikan solusi tetapi juga mengimplementasikan dalam sebuah karya. Kami selalu berikan pengajaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan stakeholder terkait. Hal ini bertujuan agar lulusan memiliki kemampuan hardskill dan softskills yang mumpuni dibidangnya,” jelasnya.(acw)
Editor: Harian Momentum