MOMENTUM, Bandarlampung--Spanduk masih menjadi sarana efektif meningkatkan popularitas bakal calon kepala daerah (balonkada).
Buktinya, walaupun pemilihan walikota (Pilwakot) Bandarlampung masih setahun lagi, namun spanduk para bakal calon (bacalon) Walikota dan Wakil Walikota Bandarlampung sudah mulai bertebaran di kota setempat.
Menurut akademisi asal Universitas Lampung (Unila), Dedi Hermawan, tujuan para bacalon memasang baliho-baliho tersebut adalah untuk mempopulerkan diri kepada masyarakat.
“Spanduk sebagai salah satu sarana efektif untuk memperkenalkan diri, khsusunya bagi mereka yang belum dikenal, atau mengingatkan kembali (masyarakat), bagi mereka yang sebelumnya sudah pernah maju dalam pemilihan umum (pemilu),” kata Dedi kepada harianmomentum.com, Senin (14-10-2019).
Maka, sambung dia, bagi mereka yang ingin maju sebagai bacalon kepala daerah, balihonya lebih banyak memuat foto dan nama. “Semakin besar dan semakin banyak bertebaran (baliho), maka akan semakin meningkatkan popularitas mereka yang akan maju pilwakot,” jelasnya.
Lebih lanjut Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila itu menjelaskan, popularitas menjadi salah satu tolak ukur bagi partai politik untuk mengusung sorang bacalon.
“Nantinya tingkat popularitas itu harus diukur, bisa melalui survei, sehingga dapat diketahui seberapa banyak lapisan masyarakat yang menegenal sosok mereka,” jelasnya.
Namun, popularitas tidak menjadi tolak ukur utama, seorang bacalon mendapat simpati masyarakat. “Seorang yang popularitasnya tinggi belum tentu elektabilitasnya (tingkat keterpilihan) tinggi,” ujarnya.
Sebab, sambung dia, untuk meningkatkan ketepilihan, banyak variabel-variabel lain yang harus dilakukan seorang bacalon.
“Populer saja belum tentu dipilih. Karena masyarakat akan menilai dan mengukur apa saja kerja-kerja yang dilakukan para bacalon sejak sekarang,” ungkapnya.
Beberapa bacakon walikota yang intens mempublikasikan diri melalui sarana spanduk diantaranya: Firmansyah Y. Alfian, Wiyadi (PDIP), Rycko Menoza, Yusuf Kohar dan Eva Dwiana. Sementara bacalon wakil walikota yang sudah secara intens menebar spanduk baru Yonasyah.
Firmansyah Y. Alfian menggunakan spanduk berukuran besar atau baliho untuk memajang foto, nama sekaligus take line atau jargonnya: Bandarlampung berjamaan.
Spanduk Firmansyah terlihat di beberapa jalan utama Kota Bandarlampung, seperti di Jalan ZA Pagar Alam, Rajabasa dan di Jalan Yos Sudarso, Panjang.
Menurut Firmansyah, ada dua tujuannya memasang spanduk tersebut. Pertama sebagai sarana syiar (dakwah), kedua untuk memperkenalkan diri sekaligus memperkenalkan visi dan misinya untuk Bandarlampung lebih baik lagi kedepannya.
“Tujuan saya yang pertama mengajak orang beribadah. Di situ kan ada kata-kata Bandarlampung Berjamaah, yang menjadi take line saya untuk maju Pilwakot,” kata Firmansyah saat dikonfirmasi harianmomentum.com, Minggu (13-10).
Dengan kalimat Bandarlampung berjamaah, Rektor Kampus IIB Darmajaya itu hendak mengingatkan warga kota setempat, khususnya kaum muslim untuk sama-sama berjamaah, memakmurkan masjid.
“Saya mengajak kita semua untuk menjaga salat berjamaah. Sebab salat berjamaah tepat waktu, saat azan dikumandangkan, merupakan anjuran Rasulullah,” ungkapnya.
Menurut Firmansyah, segala perkara di dunia ini jika tidak dikaitkan dengan Allah akan sia-sia. “Maka dari awal saya sampaikan bahwa rencana saya maju pilwakot ini niatannya semata-mata untuk ibadah saja,” ungkapnya.
Tujuan Firmansyah berikutnya dengan dipasangkan baliho tersebut, adalah menyampaikan tentang program atau visi dan misi yang akan ditawarkan kepada masyarkat. Hal itu berkaitan dengan rencana pencalonannya sebagai bacalon walikota.
“Untuk itu kita membuat take line yang mudah diingat ‘Bandarlampung Berjamaah’. Maksud take line itu adalah bagaimana wujudkan Bandarlampung yang adil dan makmur dengan mewujudkan pemerintah yang bersih jujur dan amanah (disingkat berjamaah),” jelasnya.
Sementara bacalon Walikota Yusuf Kohar lebih banyak memasang spanduk berisi imbauan kepada masyarakat kota setempat. Puluhan spanduk Yusuf Kohar tampak menghiasi beberapa sudut kota Bandarlampung.
Salah satunya spanduk yang berada di Jalan Gajah Mada. Dijalan tersebut, tampak berjejer beberapa spanduk yang memuat foto dan nama Yusuf Kohar selaku Wakil Walikota Bandarlampung.
Dia spanduk tersebut dia mengibau agar masyarakat kota setempat selalu menjaga kebersihan lingkungan. “Jadikan Bandarlampung kota yang bersih,” imbau Yusuf di spanduk tersebut.
Menurut Yusuf, selain sebagai sarana mengimbau masyarakat untuk hidup bersih, spanduk-spanduk tersebut juga bertujuan utuk menunjang sosialisasi dirinya yang telah berniat untuk maju Pilwakot.
“Sebenarnya strategi utama saya sekarang adalah ketemu langsung dengan masyarakat. Namun ada juga spanduk keci-kecil supaya orang lebih mengenal saya,” ungkapnya.
Di spanduk yang bertebaran itu, Yusuf lebih cendrung menuliskan kalimat imbauan untuk menjaga kebersihan. Sebab, dia punya misi untuk membawa Kota Bandarlampung lebih berwawasan lingkungan.
“Visi-msi saya (maju Pilwakot) jelas, melakukan perubahan, memantapkan dan menyempurnakan pembangunan Bandarlampung sehingga menjadi kota jasa, perdagangan dan pariwisata yang bersih, pintar, berbudaya, luhur, beriman dan berwawasan lingkungan,” bebernya.
Sementara wajah Eva Dwiana Herman HN selama ini kerap kali muncul di spanduk-spanduk berukuran besar. Umumnya, wajah Eva berdampingan dengan suaminya yang merupakan Walikota Bandarlampung, Herman HN.
Seperti halnya spanduk berukuran besar yang terpampang di taman kota (lungsir), tepatnya di pertigaan depan Masjid Al-Furqon.
Dalam spanduk pertama, tertulis ucapan Dirgahayu Republik Indonesia ke 74. Di spanduk itu terpambang wajah Eva, berdampingan dengan Herman HN. Tepat di sebelah spanduk tersebut, juga terpampang spanduk berukuran besar yang memuat wajah Eva. Spanduk itu bertuliskan ucapan selamat HUT TNI ke-74.
Sedangkan bacalon Walikota Wiyadi lebih cendrung menggunakan spanduk berukuran kecil yang terpampang hampir di seluruh jalan kota setempat.
Menariknya, dalam spanduk tersebut Wiyadi memperkenalkan sosok dia sebagai Ketua Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera) Provinsi Lampung.
Ketua DPRD Bandarlampung itu memajang fotonya yang mengenakan pakaian khas Jawa. Selain itu, ada juga spanduk Wiyadi yang berukuran besar, terpampang di kota setempat.
Sama halnya dengan Wiyadi, bacalon Walikota Rycko Menoza juga menggunakan spanduk berukuran kecil dan besar. Spanduk Rycko berukuran kecil, seperti halnya yang terpampang di Jalan Ir. H. Juanda, Pahoman, bertuliskan “Joss Candos”.
Sedangkan beberapa spanduk Rycko berukuran besar terlihat di Jalan Raden Intan, dekat Tugu Adipura, Bundaran Gajar. Namun umumnya, spanduk besar milik Rycko lebih cendrung memuat begronnya sebagai ketua di beberapa organisasi massa, salah satunya Ryko sebagai Ketua Pemuda Pancasila, Provinsi Lampung.
Jika spanduk bacalon walikota sudah mulai santer terlihat, lain halnya dengan spandung bacalon wakil walikota.
Berdasarkan penelusuran harianmomentum.com, baru spanduk bacalon wakil walikota Yonasyah yang hadir menghiasi kota setempat.
Menurut Yonasyah, ada beberapa maksud dan tujuan memasang baliho tersebut, salah satunya untuk manyapa warga kota setempat.
“Sebagai putra asli daerah Lampung, saya ingin menyapa warga dan seluruh rekan-rekan semua,” kata Yonasyah.
Tujuan lainnya, untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat. Sebab, dia telah membulatkan tekadnya untuk maju pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bandarlampung pada 2020 mendatang.
“Supaya khalayak tahu, bahwa saya sebagai putra daerah mau ikut membangun dan memajukan kota Bandarlampung,” jelasnya.(acw)
Editor: Harian Momentum