MOMENTUM, Bandarlampung--Untuk membangun suatu wilayah, butuh kerja sama antara walikota dan wakilnya.
Untuk menciptakan Kota Metro yang smart (cerdas) dan unggul, Bakal calon (Bacalon) Walikota Metro, Ana Morinda akan berpasangan dengan sosok wakil yang smart dan unggul juga.
Politisi wanita asal PDIP itu pun mengaku sudah mengantongi nama bacalon wakil walikota yang bakal mendampinginya, maju Pemilihan Walikota (Pilwakot) pada 2020 mendatang.
Namun dia enggan menyebut, siapa nama bakal calon tersebut. Ana hanya menyebut beberapa kata kuncinya.
“Yang jelas kriterianya muda, religius dan nasionalis,” kata Ana saat diwawancarai harianmomentum.com usai mengikuti fit and propertest atau uji kelayakan dan kepatutan di Kantor DPD PDIP Lampung, Senin (21-10-2019).
Menurut dia, sosok bacalon wakil tersebut turut di bahas dalam fit and propertest. Selain ketiga kata kunci tersebut, sosok wakilnya adalah asli orang Metro, sehingga paham dengan kebutuhan masyarakat setempat.
“Saya berharap (wakil) yang lebih milenial lah, biar bisa lebih smart, menuju kota unggul,” ungkapnya.
Sebagai kader PDIP, Ana memilih untuk tidak mendaftar di penjaringan partai lain. Apa lagi, saat ini Ana menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Metro.
“Walau pun saya hanya mendaftar di PDIP, tapi kita tetap berkomuniakasi dengan semua parpol. Kita ngopi bareng sambil menunggu dinamikanya,” bebernya.
Soal visi-misi, beberapa program sudah dirancangnya. Pertama terkait bidang pertanian. “Sebagai kota, Metro juga sentra pertanian. Maka yang pertama bagaimana mengelola pertanian model modern,” kata Ana.
Menurut dia, Metro sangat berpotensi untuk dijadikannya aikon pertanian perkotaan. Sebagai sosok perempuan, Ana punya program pro kaum ibu-ibu. Sebab menurut dia, hampir separuh penduduk di Metro adalah ibu-ibu.
“Maka persoalannya, bagaimana menjadikan ibu-ibu berdikaari secara ekonomi, dengan pertanian organik misalnya. Juga bisa dengan pertanian di lahan sempit,” terangnya.
Selain soal pertanian, Ana juga fokus dibidang pendidikan. Bukan hanya pendidikan formal, tapi juga non formal.
“Seluruh rakyat Indonesia punya kesempatan yang sama untuk sukses. Maka anak-anak muda kita yang mungkin tidak terlalu butuh menyelesaikan pendidijkan secara formal, harus juga kita damping untuk menyelesaikan pendidikan non formalnya selama 12 tahun,” katanya.
Untuk itu, Ana punya program pengembangan pendidikan non formal, seperti pembangunan Lembaga Pendidikan dan Keterampilan (LPK).
“Menjadi fokus kita juga dalam pengembangan pesantren, juga pendidikan non formal seperti LPK. Yang penting anak muda kita punya keterampilan dan bisa bersaing di era ini,” ungkapnya.
Untuk terlaksananya program tersebut, Ana perlu dukungan dari seorang wakil walikota. “Maka kami harap pasangan kita juga orang yang punya kapasitas unggul,” katanya.
Selain itu, sambung dia, Metro juga memerlukan seseorang yang mengetahui secara jelas parmasalahan di dalamnya. “Harus tahu permasalah dimasa lalu. Sehingga kita bisa membangun arsitekturnya untuk menyelesaikan permasalahan kota Metro menuju kota yang lebih maju,” ucapnya.(acw)
Editor: Harian Momentum