MOMENTUM, Bandarlampung--Hampir tiba di penghujung 2019, masyarakat Lampung disuguhkan dengan fenomena gerhana matahari cincin sebagian, Kamis (26-12-2019).

Dosen Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (Itera), Robiatul Muztaba mengatakan, gerhana tersebut menjadi penutup tahun 2019.

"Gerhana semacam ini baru akan kita temui lagi di 2020," ujar pria yang akrab disapa Aji itu kepada harianmomentum.com, Kamis (26-12).

Dia menjelaskan, gerhana saat ini disebut gerhana matahari cincin sebagian. "Sebab, untuk di Lampung gerhana matahari hanya terlihat sebagian," ujarnya. 

Sementara di beberapa wilayah lainnya, gerhana matahari bisa terlihat secara menyeluruh.

"Yang bisa mengamati gerhana matahari cincin secara keseluruhan itu di daerah Riau atau Kepulauan Riau. Kemudian Sibolga juga bisa mengamati gerhana matahari cincin (penuh)," terangnya.

Dia menuturkan, pada fenomena gerhana kali ini, matahari tertutupi oleh bulan, namun terlihat tak menyeluruh. Hal itu menyebabkan matahari tampak seperti sabit.

"Mataharinya sebagian saja yang yang tertutup oleh bulan. Puncaknya sekitar pukul 12.30 WIB.

Untuk di Lampung fasenya hanya 75 persen. Sedangkan untuk di Riau fasenya 100 persen (menyeluruh)," paparnya.

Walaupun puncak gerhana di pukul 12.30 WIB, namun Itera telah melakukan observasi sejak pukul 10.00 WIB dan berakhir di pukul 14.30 WIB.

Menurut Aji, gerhana matahari cincin penuh baru bisa ditemui (terlihat di Lampung) pada 21 Mei 2031.

"Uniknya, gerhana terjadi dua kali dalam setahun. Tapi menjadi langka karena setiap tahunnya tidak selalu terjadi di tempat yang sama (gerhana penuh)," jelasnya.

Salah satu pengunjung yang hadir, Anizar (24), mengaku sengaja datang ke Itera bersama anak dan suaminya demi menyaksikan fenomena langka tersebut.

"Saya belum pernah melihat gerhana melalui alat (teleskop). Jadi penasaran, mau tahu gimana sih bentuknya. Selama ini kan cuma lihat dari TV atau YouTube," ungkap warga Telukbetung Barat itu.(acw)