MOMENTUM, Bandarlampung--Warga di Kelurahan Perumnas Wayhalim, Kecamatan Wayhalim, Kota Bandarlampung curhat ke Wakil Walikota Bandarlampung M Yusuf Kohar.
Dalam curhatannya, warga setempat mengeluhkan jalan pemukiman yang katanya rusak, persoalan banjir, pendidikan, hingga bantuan permodalan untuk UMKM yang dirasa sulit didapatkan.
Keluhan itu disampaikan warga kepada M Yusuf Kohar saat dia bersilaturahmi dengan warga setempat, Jumat sore (14-2-2020).
Kedatangan Yusuf bersama sang istri, Min Yuanah di wilayah setempat, rupanya sudah ditunggu ratusan warga yang mayoritas kaum emak-emak.
Menanggapi keluhan warga soal infrastruktur jalan rusak, Yusuf Kohar berjanji segera menindaklanjutinya.
"Saya akan membawa aspirasi ini ke Dinas PU. Tapi kalau tidak bisa, nanti kalau saya jadi walikota akan saya prioritaskan jalan di pemukiman warga," kata Yusuf menjawab keluhan warga.
Bukan hanya memprioritaskan jalan di pemukiman warga, Yusuf pun berjanji akan menjamin proyek infrastruktur agar terlaksana dengan baik.
"Saya sudah tegaskan, kalau saya jadi walikota, tidak akan ada lagi yang main-main dengan fee proyek. Karena kalau ada fee proyek ini, jalan baru tiga bulan dibangun sudah hancur," jelasnya.
Sedangkan menanggapi keluhan warga soal UMKM yang dirasa sulit berkembang, Yusuf pun berjanji akan membuat terobosan atau inovasi baru di bidang permodalan UMKM.
"Saya dorong warga berwira usaha. Bukan hanya pelatihan saja. Tapi saya akan dampingi," kata dia.
Masih soal UMKM, Yusuf pun punya program untuk menggulirkan beberapa persen anggaran atau APBD di kota setempat, khusus dipergunakan untuk pinjaman UMKM.
"Kita tidak boleh lagi minjam dengan rentenir. Maka walikota harusnya membuat upaya agar rentenirnya tidak hidup," jelasnya.
Untuk itu, sambung Yusuf, jika terpilih jadi walikota di Pilkada 2020, dia akan menggandeng perbankan dan perguruan tinggi, untuk mengentaskan masalah permodalan UMKM.
"Kalau bunga pinjamannya nol persen seperti keinginan bapak tadi sepertinya tidak mungkin. Tapi kalau kur enam persen bunganya, pemerintah mensubsidi lagi jadi tiga persen untuk pinjaman UMKM, mungkin itu bisa," terangnya.
Tapi, sambung dia, warga harus komitmen. Jangan sampai pemerintah sudah memberi kemudahan tetapi pembayarannya macet alias menunggak.
"Maka disini pemerintah harus memfasilitasi. Tapi jangan sampai uang dagang dan uang belanja campur aduk. Kalau ingin maju bisnisnya kita harus tertip dan disiplin. Pembukuannya harus jelas," imbaunya.
Sementara untuk mengatasi persoalan banjir di kawasan setempat, Yusuf akan membangun saluran air yang besar. Namun dengan konsep saluran tertutup, sehingga tidak terlihat kumuh seperti saat ini.
Menjawab persoalan pendidikan dan kesehatan, Yusuf menerangkan bahwa tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah pembenahan data PKH (Program Keluarga Harapan) dan Rastra (beras sejahtera).
"Kalau data PKH dan Rastra sudah beres baru bisa dapat KIS (Kartu Indonesia Sehat) dan bisa dapat KIP (Kartu Indonesia Pintar)," ujarnya.
Setelah sampai SMA, jelas Yusuf, akan ada lagi program bantuan pendidikan Bosda (bantuan operasional daerah).
"Jadi yang kurang mampu dapat Bosda supaya sekolahnya maju. Terus sampai perguruan tinggi itu ada program namanya bidik misi. Jadi keluarga PKH dan Rastra dapat bidik misi," paparnya.
Namun masalahnya, kata Yusuf, di Bandarlampung hanya tiga siswa yang dapat program bidik misi (untuk keluarga kurang mampu).
"Padahal di Kabupaten Lampung Barat, ada 100 siswa yang dapat bidik misi. Di kota ini cuma tiga. Maka semestinya, kepala dinas sosial, camat, lurah, dan lingkungan harus memperhatikan. Jadi yang dapat PKH dan Rastra benar-benar tepat sasaran," terangnya.
Min Yuanah, istri Yusuf Kohar, dalam kesempatan itu menambahkan, jika kelak suaminya menjadi walikota setempat, dia akan fokus mengurus, Darmawanita, PKK dan Dekranasda.
"Saya tidak mau ikut campur urusan kepemerintahan. Nanti saya akan sering datang ke Posyandu, mengecek kesehatan anak-anak kita saja," jelasnya.
Lebih lanjut Min mengimbau para ibu-ibu yang hadir untuk bisa menjaga dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Jangan sampai, kata wanita berhijab itu, orang tua membanding-bandingkan anaknya dengan anak-anak lainnya.
"Anak-anak ini punya kemampuan yang berbeda-beda. Tugas orang tua adalah mendorong kemampuan anak, dibidangnya masing-masing sesuai minat dan bakat. Maka nanti harapan saya mau membuat pelatihan pola asuh anak. Sebab ini penting," paparnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum