Ike Edwin: Lampung Peringkat Lima Pilkada Termahal, Insan Pers Harus Bergerak

img
Bakal calon Walikota Bandarlampung Ike Edwin (kanan) bersama Pemred Harian Momentum dan harianmomentum.com Andi Panjaitan di Kantor Redaksi setempat. Foto: acw

MOMENTUM, Bandarlampung--Lampung masuk peringkat ke lima Pilkada termahal di Indonesia. Karenanya, butuh peran serta media massa atau insan pers dalam mengawal jalannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada September 2020.

Sehingga Pilkada delapan kabupaten/kota di Lampung, terkhusus di Bandarlampung dapat berjalan baik sesuai aturan yang berlaku. Tidak ada politik uang atau bagi-bagi sembako di dalamnya.

Hal itu dikatakan oleh Bakal calon Walikota Bandarlampung Ike Edwin saat menyambangi Kantor Redaksi Harian Momentum dan harianmomentum.com, Jalan Imam Bonjol, Tanjungkarang Barat (TkB), kota setempat, Senin siang (9-3-2020).

Dang Ike —sapaan Ike Edwin— mengatakan, untuk maju di konstelasi pilkada tidak perlu uang bermiliar-miliar. Untuk itu, pola fikir harus menyiapkan uang dengan jumlah besar saat ikut kontestasi Pilkada harus dirubah.

“Sekarang mau Pilwakot lagi. Kalau saya tidak perlu mahal-mahal, cukup Rp1 miliar saja uangnya. Sebab saya mau kerja benar. Tidak bagi-bagi sembako,” jelasnya.

Menurut Dang Ike, jika sejak awal seorang calon kepala daerah harus menggelontorkan uang yang begitu besar, bagaimana mungkin dia dapat membangun suatu wilayahnya.

“Saya kerja itu maunya baik. Tidak hanya sekedar jadi orang kaya dan terhormat. Dulu saat saya jadi kapolda saja saya naik taxi, tidak dikawal-kawal,” ungkapnya.

Sebab sambung Dang Ike, kalau dijumlahkan gaji seorang walikota hanya sekitaran Rp2 miliar, per lima tahunnya.

“Kita yakini tuhan masih ada. Kotak kosong saja bisa menang di Ujung Pandang. Kita kan lawan manusia ini, yang penting kita atur saja strategi yang benar,” jelasnya.


Pensiunan jendral bintang dua Polri itu memastikan tidak akan menggunakan cara-cara licik untuk memenangkan kostelasi di Pilkada 2020.

“Jangan sampai kita berhasil tapi tidak direstui Allah. Contoh, orang ngerampok berhasil dapat Rp500 juta, tapi Allah tidak merestui. Walupun dia berhasil,” ucapnya.

Untuk mencegah pelanggaran Pilkada, khususnya politik uang atau politik sembako di proses Pilkada 2020, mantan Kapolda Lampung itu berharap peran aktif dari media massa atau insan pers. Untuk secara intens memberitakan ketidak benaran yang terjadi dalam konstelasi Pilkada.

“Lampung peringkat ke lima Pilkada termahal di Indonesia. Ini tugas rekan-rekan jurnalis. Ayo dong bergerak. Jangan sampai ada lagi di Pilkada 2020 ini yang namanya politik uang, atau bagi-bagi sembako,” serunya.

Dia pun meminta bantuan awak media untuk dapat mensosialisasikan calon kepala daerah yang benar-benar ingin mengabdikan diri untuk masyarakat. “Maka ayok lah bantu calon yang ingin kerja benar. Dengan cara yang benar juga,” imbaunya.

Kedatangan Dang Ike bersama sang istri dr Aida Sofina dan anak pertamanya Kanjeng Muhammad Gusti di Kantor Redaksi Harian Momentum dan harianmomentum.com disambut Pemimpin Redaksi (Pemred) Andi Panjaitan, Pemimpin Perusahaan (Pimprus) Nurjanah dan Redaktur M Furqon serta jajaran redaksi lainnya.(**)

Laporan/Editor: Agung Chandra Widi






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos