MOMENTUM, Bandarlampung--Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung menunda prosesi wisuda periode satu tahun 2020.
Kepala Humas UIN RIL Hayatul Islam mengatakan, penundaan wisuda tersebut dalam rangka membantu pemerintah guna mencegah penyebaran virus corona atau covid-19.
"Penundaan tersebut demi kepentingan bersama," kata Hayatul, Jumat (13-3-2020).
Menurut dia, penundaan tersebut berdasarkan surat edaran dari Kementerian dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI nomor 3 tahun 2020 serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama.
"Seharusnya jadwal wisuda pada (24-3). Tetapi berdasarkan edaran tersebut, Rektor UIN RIL M Mukri membuat edaran untuk lingkungan kampus kami, agar tidak melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang," tutur dia.
Terkait hal itu, Wakil Rektor I UIN RIL Alamsyah mengeluarkan surat edaran Nomor: B-881/UN.16/Pan.Wis/P-1/03/2020 tentang penundaan jadwal wisuda.
"Tetapi, penundaan tersebut hanya untuk sementara waktu, hingga perkembangan virus corona mereda," ucapnya.
Dia melanjutkan, penundaan tersebut hanya seremoni acara. Untuk proses penerbitan ijazah tetap dilaksanakan.
"Jadi, bagi mahasiswa yang telah terdaftar sebagai wisudawan pada periode satu, kami akan memberikan duplikat ijazah berstempel dan tanda tangan basah yang dapat digunakan untuk melamar kerja," katanya.
Untuk jumlah calon wisudawan, Hayatul menyebutkan secara keseluruhan 1000 mahasiswa.
"Rinciannya yakni: Strata 1 (S1) 975 orang , Program Magister (S2) 16 orang serta wisudawan doktoral sembilan orang," sebutnya.
Baca juga: Jadikan Corona sarana Memperkuat Ketauhidan Umat
Terpisah, Rektor Kampus IIB Darmajaya Firmansyah Alfian mengatakan, dia tidak terlalu khawatir dengan adanya virus corona.
“Kalau saya sih menanggapinya tidak perlu berlebihan. Kalau anak-anak kita sudah saatnya wisuda, ya kita jalankan saja,” kata Firmansyah saat menyambangi kantor Redaksi Harian Momentum dan harianmomentum.com, Jumat (13-3).
Walau begitu, tetap ada imbauan yang akan disampaikan pihak kampus. “Kita imbau yang sakit tidak apa-apa tidak wisuda, tapi anda kita anggap sudah wisuda. Terus dengan sosialisasi,” jelasnya.
Lagi pula, sambung dia, di Bandarlampung kasusnya belum ada. “Jadi kenapa kita harus takut,” ujarnya.
Lain cerita, lanjut Firmansyah, jika misalkan di awal April ada ribuan warga setempat yang terkena corona.
“Baru kita lakukan pencegahan seperti ini (menunda wisuda). Sebab perintah Allah juga kan wajib menghindari wabah. Tapi disaat wabah itu belum masuk ke sini kita tidak usah lebay lah. Nanti gara-gara itu kita tidak bisa kumpul lagi seprti ini,” paparnya.
Untuk saat ini yang terpenting menurut Firmansyah adalah meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah.
“Kalau saya menghindari kontak salaman dengan yang bukan muhrim . Apalagi kontak dengan mantan. Ini lebih bahaya,” celotehnya.
Walau begitu, pihak kampus biru juga tetap waspada terhadap berbagai virus, bukan hanya corona.
“Ada protap kita, kita siapkan alat hand sanitizer dan imbauan hidup sehat. Kita tidak juga menyuruh orang tidak bersalaman, tetap saja kita salaman dan cipika cipiki,” jelasnya.
Karena menurut dia, jika memang Allah menghendaki seseorang sakit, sudah tentu dia akan sakit.
“Di kamar saja bisa sakit. Bahkan kalau kata Allah sudah waktunya meninggal, di kamar pun akan dipanggil oleh Allah,” jelasnya.(**)
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum